'Twitter Khusus Orang Rasis' Resmi Diblokir
- The Verge
VIVA – Situs layanan transfer dan pembayaran online, PayPal, resmi memblokir jejaring sosial Gab lantaran terbukti mengakomodir ujaran kebencian terhadap kaum Yahudi yang berujung penembakan di Sinagog Tree of Life, Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, yang menewaskan 11 orang.
Tersangka telah diidentifikasi sebagai Robert Bowers (46) yang tampaknya memiliki sejarah menyebarkan gerakan anti-Yahudi di media sosial Gab.
Dalam sebuah pernyataannya, seperti dikutip dari The Verge, Minggu, 28 Oktober 2018, juru bicara PayPal mengonfirmasi larangan tersebut, sembari mengutip pidato ujaran kebencian sebagai bukti kuat untuk memblokir media sosial yang dijuluki 'Twitter khusus orang-orang rasis'.
"Ketika sebuah situs secara eksplisit mengizinkan untuk mengumbar kebencian, kekerasan atau intoleransi diskriminatif, maka kami mengambil tindakan tegas," demikian keterangan resmi PayPal.
Paypal adalah platform utama terbaru untuk mem-boot Gab. Dengan pencabutan layanan oleh PayPal, Gab diperkirakan bakal kehilangan saluran pendapatan utamanya.
Akibat tindakan tegas Paypal, Gab's Twitter feed langsung menyerang Facebook dan Twitter, dan mengatakan bahwa hal itu tidak memungkinkan teroris ada di platform mereka.
Selain itu, Gab juga menolak gagasan bahwa retorika di platformnya diterjemahkan ke dalam kekerasan dunia nyata. Namun, para peneliti telah menemukan bahwa pesan anti-Yahudi pada platform online sedang meningkat.
Pada dasarnya Gab serupa dengan Twitter. Gab merupakan situs yang sering dipromosikan sebagai alternatif untuk Twitter bagi mereka yang dilarang dari Twitter atas ujaran rasisme atau pelecehan, seperti Alex Jones dari InfoWars.
Pengguna bebas melontarkan pesan kebencian tanpa khawatir akun mereka ditangguhkan alias suspend di media sosial ini. Tidak heran jika media sosial yang dirilis pada 2016 tersebut dijuluki 'Twitter khusus orang-orang rasis'.
Perangkat iOS dan Android menolak keberadaan Gab di toko aplikasi mereka. Para pengguna hanya bisa mengakses lewat bentuk situs via peramban. Beruntung, Gab tidak pernah populer di Indonesia.
Meski sedikit, namun pengguna Gab bisa dibilang loyal karena punya karakteristik yang tersegmentasi. Itulah yang membuat Gab tetap bertahan. (ase)