Gurita Dicekoki Ekstasi, Begini Reaksinya

Hewan Gurita.
Sumber :
  • Pixabay/ Glucosala

VIVA – Hewan gurita yang diberi MDMA (narkoba sejenis ekstasi) terbukti mempunyai perilaku seperti manusia. Hal ini mendorong para ilmuwan untuk menyarankan hubungan evolusi antara dua spesies.

Dikutip melalui laman Mirror, Minggu, 23 September 2018, peneliti menguji reaksi hewan laut bertubuh lunak itu terhadap obat yang mengubah suasana hati, yang dikenal sebagai ekstasi.

"Penelitian kami menambah bukti bahwa mereka dapat menunjukkan beberapa perilaku yang sama seperti manusia," ujar Asisten Profesor Ilmu Syaraf dari Sekolah Kedokteran Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat, Gul Dolen.

Ia mengungkapkan zat kimia otak atau neurotransmitter mengirim sinyal antara neuron yang diperlukan untuk perilaku sosial yang secara evolusioner dilestarikan.

Ringkasan percobaan diterbitkan ke dalam Jurnal Current Biology. Dolen merancang eksperimen dengan tiga kamar air yang terhubung, satu kosong, satu dengan gambar aksi plastik di bawah sangkar, dan satu dengan gurita buatan perempuan atau laki-laki di bawah kandang.

Empat gurita jantan dan betina terpapar ekstasi, dengan memasukkannya ke dalam gelas yang berisi versi cair dari obat, lalu diserap oleh gurita melalui insangnya. Kemudian, mereka ditempatkan di kamar percobaan selama 30 menit.

Keempatnya cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di ruangan, di mana seekor gurita jantan dikurung dari dua kamar lainnya.

"Ini bukan hanya lebih banyak waktu, tetapi kualitatif. Mereka cenderung memeluk sangkar dan meletakkan bagian mulut mereka di kandang. Sangat mirip dengan bagaimana manusia bereaksi terhadap itu, mereka sering menyentuh satu sama lain," ujarnya.

Dalam kondisi normal, tanpa MDMA, lima gurita jantan dan betina hanya menghindari gurita jantan. Menurut peneliti percobaan ini menunjukkan sirkuit otak membimbing perilaku sosial dalam gurita hadir dalam kondisi normal, tetapi dapat ditekan oleh keadaan alam atau lainnya.

"Gurita akan menunda perilaku antisosial mereka untuk kawin, misalnya. Kemudian, ketika mereka selesai kawin, mereka akan menjadi agresif, mode asosial," kata Dolen.

Ia memperingatkan bahwa hasil ini masih sangat awal dan perlu direplikasi. Ia juga menegaskan dalam percobaan lebih lanjut, gurita dapat digunakan sebagai model untuk penelitian otak.