Viral Paket COD dari China, Begini Pesan Penting JNE dan TIKI

Paket dengan kode COD dari China
Sumber :
  • Twitter/@PoldaJogja

VIVA – Belakangan ini beredar dan viral di media sosial paket yang dikirim ke rumah dan toko dengan kode COD dari China.

Dalam pesan viral soal COD dari China tersebut, apabila penerima sesuai alamat pada paket merasa tidak pernah memesan produk yang dimaksud, maka petugas pengiriman akan meminta KTP untuk difoto dan dilaporkan ke China. 

Paket kiriman ini menimbulkan keresahan sebagian masyarakat. Akun Twitter Polda DI Yogyakarta mengunggah contoh paket COD dari China tersebut. Dalam postingannya, akun tersebut menegaskan memang pengiriman paket COD belum ditemukan merupakan transaksi narkoba.

Kabar tersebut mendapat tanggapan dari perusahaan logistik JNE dan TIKI. 

Head of Marketing Communication Division JNE, Mayland Hendar Prasetyo mengatakan terlepas dari benar atau tidaknya informasi viral tersebut, perusahaannya berkomitmen menjalankan prosedur keamanan dalam pengiriman barang. 

Langkah ketat ini untuk memastikan barang yang dikirim melalui JNE bukan barang ilegal misalnya narkoba. 

"JNE bekerja sama dengan pihak-pihak berwenang, seperti kepolisian, pihak bandara, dan yang lainnya untuk mendeteksi paket-paket yang terindikasi merupakan barang-barang ilegal, termasuk narkoba," ujar Mayland kepada VIVA, Selasa 18 September 2018.

Selain bekerja sama dengan petugas keamanan, JNE yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) dan International Air Transportasi Air Transport Association (IATA) telah bersinergi dengan Badan Narkotika Nasional untuk mencegah peredaran narkoba di seluruh Indonesia. 

Mayland menyarankan warga untuk cermat dalam menerima dan mengolah informasi. Bila ada simpang siur tentang pengiriman paket, dia mengatakan, sebaiknya mencari dan menginformasi kebenaran informasi tersebut, melalui saluran komunikasi resmi perusahaan logistik. 

"Harap berhati-hati terhadap kiriman paket yang mencurigakan, bila menemukannya maka laporkan kepada pihak yang berwajib atau keamanan setempat," kata dia. 

Senada, TIKI juga memiliki standar prosedur operasi yang ketat dalam pengiriman dokumen atau barang. 

Managing Director TIKI, Tommy Sofian menjelaskan perusahaan menjalankan prosedur supaya barang ilegal seperti narkoba tidak masuk dalam pengiriman mereka. 

Dia menuturkan, untuk kenyamanan dalam penerimaan dokumen, TIKI tidak memiliki prosedur memfoto atau mengabadikan identitas atau KTP penerima. 

"Kami tidak memfoto penerima barangnya, cukup tanda tangan tanpa foto," jelasnya.  

Tips dari polisi

Terkait dengan risiko penipuan dengan modus pengiriman paket atau dokumen, Polda DI Yogyakarta mengingatkan kepada warga untuk cermat dan teliti saat menerima kiriman paket. 

1. Jika ada kiriman padahal penerima tak merasa memesan barang yang dimaksud, maka jangan pernah terima

2. Tidak perlu memberikan foto identitas kepada jasa pengiriman

3. Jika memaksa, segera laporkan ke Polsek setempat atau segera hubungi Babin Kamtibmas Anda

Sebelumnya pesan viral yang beredar sebagai berikut:

Dapet info dr Jogya, bahwa mulai ada paket2 yg dikirim ke rumah2, ke toko2 & ke kantor, akan terus berdatangan COD tsb, katanya dr China. Padahal sipenerima tdk pernah order barang.
Hati2 ini penipuan.
Sindikat narkoba! 
Nanti kalau kita tolak, bilang kita gk order ini barang, sipengantar akan meminta kita difoto bersama orderan barangnya, katanya utk konfirmasi ke China.
Jangan mau difoto.
Biar ngotot maksa pun jangan mau difoto.
Ini pemerasan jaringan narkoba!
Tolong info semua saudara/i & teman2!

(ase)