UI: Kami Bukan 'Macan Kertas'
- VIVA/Zahrul Darmawan
VIVA – Tak hanya diakui di kancah nasional, kontribusi dan daya saing Universitas Indonesia ternyata menjadi sorotan dunia. Hal itu dibuktikan dengan peringkat publikasi skala internasional.
Data Science and Technology Index (Sinta) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menunjukkan, jumlah publikasi internasional UI yang terindeks di Scopus dari 2004 hingga akhir Agustus 2018 mencapai 8.895 dokumen. Sementara itu, dari database Scopus, pada kurun waktu yang sama jumlah publikasi UI mencapai 9.343 dokumen.
Meski demikian, Wakil Rektor III UI Bidang Riset dan Inovasi, Rosari Saleh mengatakan, kontribusi civitas akademika itu membawa nama Indonesia di pemeringkatan universitas QS World University Rankings. Selain itu, dia mengharapkan insan akademik UI harus terus meningkatkan dengan lebih menguatkan usaha merealisasikan output riset dalam bentuk hasil produk.
“Riset dan inovasi harus terus berusaha memperlihatkan adanya output atau hasil produk nyata yang berguna buat orang banyak. Supaya bisa membuktikan diri bahwa kita bukan ‘macan kertas’,” ujar Rosari dalam keterangannya, Sabtu 1 September 2018.
Hingga kini, Universitas Indonesia masih tercatat sebagai universitas paling produktif menghasilkan publikasi di Indonesia. Seperti diberitakan berbagai media, UI bahkan sempat meraih penghargaan sebagai institusi dengan Produktivitas Publikasi Tertinggi dalam kategori Perguruan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH).
Model Quintuple Helix sedang berusaha dicapai Universitas Indonesia, yakni riset dan pengembangan dari model Triple Helix dengan menambahkan masyarakat (civil society) dan lingkungan alam (ecology) untuk mencapai visi Universitas Indonesia dan masyarakat madani yang berbudaya dengan pemanfaatan sains dan teknologi (techno-scientific cultural society).
“Sasaran akhir kami mengerahkan kemampuan riset dan inovasi agar terwujud sustainable nation,” kata Rosari.
Sejumlah penelitian UI yang sudah dipublikasikan dalam jurnal internasional terindeks di Scopus, kata dia, sudah banyak terealisasi dalam produk nyata yang bisa berguna untuk masyarakat.
Satu di antaranya adalah penemuan Implan Glaukoma yang dihasilkan dari penelitian Virna Dwi Oktariana, yang terbukti bisa menurunkan patogenesis khas glaukoma pada pasien diabetes. Glaukoma saat ini menjadi penyebab kebutaan kedua di dunia setelah katarak.
UI juga mengembangkan Automatic Tele health Machine Sehat (ATM SEHAT) untuk memudahkan masyarakat mengakses pelayanan kesehatan. ATM SEHAT saat ini sudah bekerja sama dengan Direktorat Inovasi dan Inkubasi Bisnis UI untuk digunakan di semua desa Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.