Gunung Agung Erupsi, Munculkan Kubah Lava 'Kue Dadar'

Gunung Agung Meletus Kembali
Sumber :
  • ANTARA Foto/Nyoman Budiana

VIVA – Aktivitas Gunung Agung kembali meningkat akhir-akhir ini. Pada akhir Juni sampai awal Juni 2018, Gunung Agung mengalami beberapa letusan yang berdampak pada pembatalan penerbangan dari dan ke Bali. 

Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan, meningkatnya aktivitas Gunung Agung periode 28 Juni hingga 1 Juli 2018, membuat lava baru mengalir keluar dari tengah kawah dan menyebar secara radikal atau melingkar, dengan volume kisaran 4-5 juta meter kubik. 

Sedangkan sejak erupsi 21 November 2017 hingga 1 Juli 2018, volume total kubah lava sudah mencapai sekitar 27-28 juta meter kubik. Volume tersebut hampir 50 persen dari kapasitas kawah Gunung Agung, yang memiliki volume kosong sekitar 60 juta meter kubik. 

Dari citra satelit menunjukkan, dampak lava segar yang muntah pada periode Rabu-Jumat, 27-29 Juni 2018 membentuk pola mirip kue dadar di atas kubah lava, yang terbentuk dari erupsi akhir November 2017. 

Penampakan lava pola kue dadar ini diambil dari citra satelit milik Planet Lans Inc. Ahli gunung api Universitas Teknologi Michigan, Amerika Serikat, Simon Carn memosting bentuk erupsi tersebut di akun Twitternya. 

Saat ini Gunung Agung berada pada status siaga atau level III. PVMBG mengimbau kepada masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh areal di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.

PVMBG juga mengimbau masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di areal puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.