Sensor Mahasiswa Unpad Ini Tangkap Partikel dari Luar Angkasa

Tiga mahasiswa Unpad dengan sensor CMOS
Sumber :
  • Dokumen Unpad

VIVA – Tiga mahasiswa Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran, Bandung Jawa Barat, Muhammad Rizky Nurawan, Dhio Alfafian, dan Akhmad Saufi mengembangkan alat detektor sederhana untuk mendeteksi partikel muon dari sinar kosmis luar angkasa yang membias ke Bumi.

Dengan menggunakan sensor Complementary Metal Oxide Semiconductor (CMOS), detektor rancangan tiga mahasiswa tersebut bekerja menangkap partikel muon yang mengenai material-material di Bumi. 

Meski partikel ini berasal dari luar angkasa, energinya yang cukup besar membuat partikel ini bisa sampai ke Bumi.

Rizky mengatakan, detektor ini berfungsi mengidentifikasi material tertentu. Identifikasi dilakukan dengan cara mendeteksi keberadaan partikel muon dalam suatu material dengan menggunakan sensor CMOS pada webcam yang terpasang di detektor.

Prototipe ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi material berupa besi dan aluminium, sehingga diharapkan bisa diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari,” kata Rizky dalam keterangan tertulis Unpad kepada VIVA, Senin 2 Juli 2018.

Cara kerja detektor ini terbilang sederhana. Delapan sensor CMOS mendeteksi keberadaan energi partikel muon di sekitar. Begitu partikel muon tertangkap, sensor mengonvensi partikel menjadi gambar. Gambar inilah yang akan menandakan material apa yang tertangkap detektor.

Karena digunakan untuk mendeteksi material besi dan aluminium, maka purwarupa ini dapat digunakan untuk detektor keamanan di bandara, pendeteksi kontainer, keperluan radiografi, deteksi tingkat pendendapan silica scaling di pipa geotermal, hingga untuk memonitor aktivitas gunung berapi.

Detektor ini pun dirancang dari komponen yang sederhana. Mulai dari webcam, USB hub, laptop, hingga perangkat lunak Opencv untuk mengolah citra yang ditangkap detektor.

Tiga mahasiswa tersebut telah mengembangkan detektor CMOS ini sejak 2017. Saat ini, detektor tersebut berhasil mendapatkan pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC) dengan dosen pendamping, Cukup Mulyana.