Keamanan iPhone Ditingkatkan, Polisi Tak Bisa Meretas
- REUTERS/Issei Kato
VIVA – Apple Inc pada Rabu, 13 Juni 2018 mengatakan kepada Reuters akan mengubah pengaturan pada iPhone agar keamanannya tidak mudah dibobol. Penegak hukum, tidak akan bisa membobol keamanan produk Apple tersebut.
Apple mempunyai keinginan untuk melindungi semua data pengguna iPhone, terutama pada negara-negara yang rawan terhadap pencurian serta kemudahan pembobolan yang juga bisa dilakukan oleh polisi. Selain hal di atas, keamanan tersebut juga akan mencegah teknik serangan yang sering dialami pengguna iPhone.
Standar privasi pada iPhone akan diubah ketika dalam waktu 1 jam ponsel tidak juga dibuka. Mereka akan memotong komunikasi melalui port USB. Port tersebut dibuat oleh perusahaan forensik GrayShift, Celebrate, dan lainnya untuk menyiasati keamanan pada ponsel.
Kata sandi yang dimasukkan pada ponsel tentulah memiliki batas sebelum nantinya akan dibekukan atau malah menghapus seluruh data.
Perusahaan tersebut telah memasarkan mesin-mesin ini kepada beberapa penegak hukum di berbagai negara. Port USB dijual dengan harga yang mencapai ribuan dolar. Sementara itu, untuk ponsel dihargai US$50 per ponsel.
"Kami terus-menerus memperkuat perlindungan keamanan di setiap produk Apple untuk membantu pelanggan bertahan melawan peretas, pencuri identitas dan gangguan ke data pribadi mereka," ujar salah satu perwakilan Apple seperti dilansir dari Asiaone.
Apple mengklaim, peraturan terbaru yang mereka miliki tidak bermaksud untuk mengganggu penegak hukum dalam menjalankan kewajibannya. Mereka juga mencatat bahwa penjahat, mata-mata dan orang-orang yang tidak bermoral sering menggunakan teknik yang sama. Bahkan beberapa metode yang digunakan oleh badan intelijen telah bocor di internet.
Untuk saat ini, keamanan tersebut sudah tersedia pada versi beta dari iOS 11.4.1 dan iOS12. Untuk selanjutnya kemungkinan akan dibuat permanen untuk rilis yang akan datang.
Sebelum meningkatkan keamanan, Apple terlebih dahulu mempelajari tekniknya. Setelah mengetahui alur keamanannya, mereka memutuskan untuk mengadopsi sistem tersebut.
Para peneliti keamanan turut memberikan komentar atas apa yang Apple adopsi. Para polisi atau peretas biasanya hanya memiliki waktu satu jam untuk menguasai data-data di iPhone. Keamanan tersebut akan mengurangi peretasan hingga 90 persen.
Namun keamanan tersebut sebenarnya tidak bisa menjamin. Para penegak hukum tentulah akan mencari cara lain untuk bisa mendapatkan data pengguna. Kemudian Apple akan kembali mencari cara lain.
Perubahan tersebut tentu mendapat kecaman dari para pejabat penegak hukum Amerika Serikat. Lantaran negara tersebut juga menggunakan teknologi sebagai sarana kampanye.
FBI pernah membobol keamanan iPhone tanpa kerja sama dengan Apple pada 2016. Apple dan sebagian besar pakar keamanan swasta berpendapat, pemerintah biasanya dapat dengan mudah menemukan alat peretas melalui pihak ketiga.