Temuan Penting, Ada Bahan Kehidupan di Planet Mars

Wahana penelitian NASA di permukaan Mars, Curiosity
Sumber :
  • NASA/JPL-Caltech/MSSS

VIVA – Kendaraan penelitian Badan Antariksa Amerika Serikat yang berada di permukaan Planet Mars, Curiosity menemukan bukti baru bahan kehidupan pada bebatuan di Planet Mars. 

Temuan senyawa organik di bebatuan planet tersebut menyimpan informasi bahwa di masa lalu, kehidupan kuno pernah ada di Mars. Penelitian Curiosity juga menemukan bukti mengenai atmosfer Mars yang bisa mendukung pencarian kehidupan di Planet Mars. 

"Dengan temuan baru ini, Mars memberitahu kita untuk terus mencari bukti kehidupan. Saya percaya misi kami akan membuka penemuan baru di Planet Merah," ujar Associate Administrator Direktorat Misi Sains NASA, Thomas Zurbuchen dilansir situs NASA, Jumat 8 Juni 2018. 

Molekul organik yang kuat ditemukan pada permukaan batuan sedimen berumur tiga miliar tahun. Molekul ini mengandung karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen dan elemen lainnya. 

Biasanya molekul organik dihubungkan dengan kehidupan, namun juga bisa berhubungan dengan proses non biologi. Temuan molekul organik ini tidak harus mengindikasikan adanya kehidupan.

NASA menegaskan, Curiosity belum bisa menentukan sumber dari molekul organik di Planet Mars tersebut. Namun peneliti merasa temuan itu berharga bagi misi selanjutnya di Mars.

"Apakah Curiosity menyimpan catatan dari kehidupan kuno, makanan bagi kehidupan, atau telah ada dalam ketidakhadiran kehidupan," ujar salah satu pemimpin penelitian ini dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA, Jen Eigenbrode.

Dia menegaskan, bahan organik di Planet Mars menyimpan petunjuk kimia untuk kondisi dan proses planet. 

Untuk penemuan di atmosfer Mars, para peneliti menemukan beragam musim terjadi di wilayah ini. Peneliti mengetahui itu setelah mendalami atmosfer Mars selama 3 tahun Mars atau hampir 6 tahun waktu Bumi. Variasi iklim di atmosfer Mars terdeteksi oleh instrumen Sample Analysis at Mars (SAM) pada kendaraan Curiosity. 

Penelitian ini juga menemukan, tingkat metana rendah di dalam Kawah Gale beberapa kali berubah. Puncak tingkat metana berada di musim panas dan turun di musim dingin setiap tahunnya. 

"Ini pertama kalinya kami melihat sesuatu yang berulang pada sejarah metana, jadi memberi kami pegangan untuk memahaminya," jelas salah satu peneliti, Chris Webster.