Pernah Tersandung Skandal, Facebook Tetap Butuh Iklan
- Athens magazine
VIVA – Meski beberapa waktu lalu tersandung skandal kebocoran data, namun Facebook Indonesia mengklaim tidak pernah menjual data pribadi pengguna ke para pengiklan.
Menurut Head of Client Solutions Facebook Indonesia, Aldo Rambie, privasi pengguna menjadi prinsip yang sangat penting bagi platform tersebut. Aldo juga memberikan ulasan dari mana asal muasal pengiklan mendapatkan ruang di beranda pengguna Facebook.
"Kami menggunakan metode pengelompokan. Kita lihat dari gender, umur, lokasi, minat dan hobi. Jadi, kita tidak men-share data pribadi pengguna," kata dia di Jakarta, Jumat, 17 Mei 2018.
Selain pengelompokan demografis dari user atau pengguna, Facebook juga akan menggunakan data yang diberikan oleh pengiklan.
Data tersebut, lanjut Aldo, meliputi riwayat pembelian yang pernah dilakukan sebelumnya seperti email dan jenis barang yang dibeli.
Nantinya, Facebook akan menemukan data yang cocok dengan informasi tersebut, namun mengaku tidak akan memberikan data-data ini kepada pengiklan.
Selain barang yang sudah dibeli, Facebook juga akan mendapatkan informasi dari marketplace.
Misalnya, Aldo menjelaskan, jika user menggunakan salah satu aplikasi marketplace dan pernah melihat suatu barang lalu memasukkannya ke dalam keranjang belanja, maka pengguna akan melihat iklan yang sama di beranda Facebook.
"Pengguna yang tidak menyukai iklan bisa mengatur iklan apa saja yang boleh ada di beranda mereka. Pengguna tidak bisa menghapus 100 persen iklan, karena itulah yang membuat Facebook tetap menjadi layanan gratis," tutur Aldo.