Mozilla Bisa Bikin Facebook Makin Bangkrut

Firefox OS
Sumber :
  • http://www.gadgetgan.com

VIVA – Perusahaan yang membawahi browser Firefox, Mozilla Foundation menyatakan ketidaknyamanan atas skandal yang melibatkan Facebook. Mereka sempat menyatakan menarik semua iklan yang ada di media sosial itu. 

Mozilla membuat pernyataan mengenai skandal tersebut pada 20 Maret 2018 lalu, meminta Facebook untuk mengganti peraturannya yang menyatakan bahwa pihak ketiga tidak bisa mengakses informasi dari teman pada pengguna akun Facebook. Hal inilah yang terjadi pada Cambridge Analytica di kasus Facebook yang terbongkar beberapa hari ini.

Mozilla juga meminta Facebook untuk melindungi privasi pengguna. Seperti diketahui, CA mengambil data  tak hanya pengguna, tetapi juga teman di lingkaran mereka itu tanpa izin.

Dua hari sejak pernyataan tersebut, mereka juga meluncurkan petisi melawan aplikasi yang mengakses data penggunanya. Mozilla juga menyatakan bahwa Facebook mencoba menjelaskan persoalan yang ditulis pihak Mozilla sebelumnya. 

"Facebook menghubungi kami untuk berdiskusi, bagimana kami mengategorikan pengaturan mereka dan memberi tahu kami bahwa postingan blog kami terlalu berlebihan. Apa yang kami jelaskan adalah kategorisasi akurat dari apa yag mucul dalam pengaturan Facebook. Apa yang Facebook beritahu kepada kami bahwa yang kami tulis hanya berlaku sebelum 2015. Sekali lagi, ini belum jelas pada pengguna dan kami pikir perlu diperbaiki," tulis Mozilla dalam pernyataannya, dilansir situs The Register, Jumat 23 Maret 2018. 

Setelah postingan pernyataan terbaru itu, isu tentang penarikan iklan Facebook dikabarkan ditunda. Mozilla menyatakan bahwa pihaknya akan menunggu dan melihat aksi media sosial itu serta janji dari pendirinya, Mark Zuckerberg untuk membuat pengaturan  privasi lebih terproteksi. 

"Saat kami percaya masih banyak cara untuk mempelajarinya, kami menemukan pengaturan default nya dapat membuka akses untuk banyak data, khususnya untuk pengaturan pihak ketiga," ujar Senior Vice President of Bussines and Legal Affairs, Denelle Dixon.