Jangan Pernah Sentuh 'Surga' China, Bahaya

Ilustrasi Stasiun Antariksa China Tiangong di orbit Bumi.
Sumber :
  • Dokumen CMSA

VIVA – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN memerhatikan masuknya kembali stasiun antariksa China, Tiangong-1 ke atmosfer Bumi. Stasiun antariksa China itu berpotensi jatuh di wilayah Indonesia, meski peluangnya kecil.

Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin mengatakan kemungkinan besar Tiangong-1 bakal jatuh di laut, hutan atau gurun. Sangat kecil kemungkinan stasiun yang berarti Istana Surga itu jatuh di pemukiman. 

Thomas dalam tulisannya di blog pribadi, Kamis 15 Maret 2018 merinci, seberapa bahaya Tiangong-1 yang bobotnya 8,5 ton saat pecah di atmosfer Bumi.

Dia mengatakan, sebagian besar dari stasiun antariksa China itu akan terbakar saat masuk ke atmosfer Bumi. Pecahannya, menurutnya, akan tersebar puluhan atau ratusan kilometer sepanjang jalur orbit terakhirnya. 

Thomas mengatakan, potensi bahaya tumbukan di wilayah berpenghuni sangat kecil dengan pertimbangan sebagian besar wilayah Bumi tak berpenghuni. 

"Jadi masyarakat tak perlu cemas, namun tetap waspada," katanya.

Bahaya yang mengancam dari Tiangong-1 yakni bahaya tumbukan dan potensi bahaya racun dari sisa bahan bakar roket Hydrazine, bila masih ada di tabungnya. Bagian yang kemungkinan lolos dari atmosfer yaitu tangki bahan bakar yang berbahaya jika disentuh langsung. Tangki bahan bakar ini kemungkinan masih mengandung Hidrazine yang beracun dan korosif. 

Pada hari H kejatuhan objek antariksa itu, menurut Thomas, masyarakat perlu kewaspadaan tinggi. 

"Ketika hari H kejatuhan stasiun tersebut ada warga melihat benda jatuh dari langit agar jangan menyentuhnya. Laporkan ke aparat setempat untuk diteruskan ke LAPAN," katanya mengingatkan. 

Begitu mendapat laporan benda objek langit jatuh, LAPAN akan menerjunkan tim untuk evakuasi objek antariksa dan melakukan tindakan yang tepat bila ada potensi bahayanya. 

Tiangong-1 dalam masa operasionalnya telah mengalami setidaknya 14 kali penyesuaian ketinggian dengan menaikkan kembali ketinggian menggunakan mesin roketnya. Penyesuaian ketinggian terakhir dilakukan pada 16 Desember 2015. 

Tiangong-1 diluncurkan ke antariksa 7 tahun lalu. Selama mengorbit, astronaut China dua kali mengunjungi stasiun antariksa yang berukuran 10 meter itu. Kunjungan terakhir astronaut China ke Tiangong-1 yakni pada 2013.

Seiring berjalannya waktu, Tiangong-1 makin menurun fungsinya. Pada 4 Mei 2017, China melaporkan ke  Komite PBB untuk penggunaan aktivitas antariksa secara damai, Tiangong-1 akan masuk kembali ke atmosfer Bumi. Kala itu, China melaporkan, wahana itu mengalami kerusakan dan tidak dapat dikontrol sejak 16 Maret 2016. 

Sebagai gantinya, China mengirimkan Tiangong-2 ke antariksa pada 2016. Negeri Tembok Raksasa ini akan meluncurkan stasiun antariksa raksasa pada 2020-an.