Mengungkap Sarov, Jantung Nuklir dan Superkomputer Rusia

Rudal Nuklir Topol milik Rusia.
Sumber :
  • BBC

VIVA – Kalau Amerika Serikat punya Area 51 yang letaknya di Gurun Nevada, Las Vegas, Rusia memiliki Russian Federal Nuclear Center of the All-Russian Scientific Research Institute for Experimental Physics (RFNC-VNIIEF).

Mengutip situs Russia Beyond the Headlines, Sabtu 10 Februari 2018, RFNC-VNIIEF, atau bahasa gampangnya Pusat Fasilitas Penelitian Nuklir Utama ini letaknya di kota Sarov, sekitar 400 kilometer dari ibu kota Rusia, Moskow.

Kota ini menjadi jantung program penelitian nuklir Uni Soviet, era Perang Dingin. Fasilitas itu begitu rahasia, bahkan hingga Soviet bubar pada 1991, Sarov hanya dikenal sebagai Arzamas-16, dan tidak terdaftar di peta global.

Sarov 'lahir' di bawah pemerintahan Josef Stalin sejak 1940, sebagai pusat pengembangan teknologi nuklir dan senjata-senjata nuklir hingga pengembangan pesawat luar angkasa.

Para penduduknya merupakan pekerja seperti ilmuwan, insinyur, hingga teknisi di aset-aset strategis Rusia. Mereka beranak-pinak hingga saat ini.

Dengan memilih jadi warga kota rahasia, seorang harus siap dihapus dari kehidupan nyata pada umumnya.

Warga dilarang meninggalkan kota, sebatas menulis surat atau kontak dengan dunia luar pun dilarang, termasuk dengan anggota keluarga mereka.

Untuk semua itu, mereka mendapatkan imbalan yang cukup lumayan. Pemerintah Soviet/Rusia memberikan fasilitas khusus seperti subsidi, kualitas obat dan pelayanan sosial yang tinggi, khususnya gaji.

Mereka juga tinggal di sebuah kota dengan angka kejahatan yang rendah. Mereka ibarat tinggal di sebuah 'sangkar emas.' Tak hanya pusat nuklir, Sarov juga rumah bagi superkomputer Rusia.

Mengutip situs Scroll.in, superkomputer milik negeri Beruang Putih ini memiliki kapasitas 1 petaflop, atau setara dengan 1.000 triliun kalkulasi per detik.

Di era Perang Dingin, bom nuklir pertama Soviet diproduksi di Sarov, sebelum kematian Stalin.

Ada pula kecurigaan bahwa radioaktif Polonium-210 yang digunakan untuk membunuh mantan agen KGB, Alexander Litvinenko di London, Inggris, pada 2006 berasal dari Sarov.

Seperti diketahui, aparat keamanan federal Rusia telah menangkap sejumlah ilmuwan nuklir di Sarov karena menambang Bitcoin.

Para tersangka ini mencoba menggunakan salah satu superkomputer Rusia yang paling kuat untuk menambang mata uang virtual yang diharamkan di Indonesia itu.