Nuklir untuk Damai, China Ajak Indonesia

Kerja sama BATAN dengan CNEA
Sumber :
  • www.batan.go.id

VIVA – Badan nuklir China, atau China Nuclear Energy Administration mengajak Indonesia bekerja sama dalam memanfaatkan teknologi nuklir untuk tujuan damai.

Pada Desember 2017, Indonesia diwakili oleh Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional atau BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto  menandatangani nota kesepahaman dengan Vice Administrator CNEA, Liu Bao Hoa, di Kantor CNEA, Tiongkok, 27 Desember 2017.

Dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA, Djarot mengatakan tujuan kerja sama dengan CNEA dalam rangka kegiatan penelitian dan pengembangan nuklir untuk tujuan damai.

“Sehingga kelak kalau misalnya ada suatu kerja sama atau kesepakatan maupun kontrak kedua belah pihak dalam lingkup litbang teknologi nuklir, diketahui oleh pihak domestik atau internasional semata berlandaskan tujuan MoU antar dua pemerintahan,” ujar Djarot dalam keterangannya, Kamis 4 Januari 2018.

Djarot menyatakan, kerja sama dengan CNEA yang mungkin digarap adalah di bidang nuklir untuk energi.  

Beberapa potensi kerja sama yang akan dilakukan antara Batan dengan CNEA antara lain, litbang energi nuklir, Reaktor Daya Eksperimental (RDE), pemanfaatan reaktor riset, produksi radioisotop, dan kegiatan litbang lainnya.

“Kerja sama di bidang energi nuklir, terutama terkait program PLTN dan RDE, dengan kemungkinan berbagi pengalaman masing-masing, serta transfer pengetahuan dari Tiongkok yang sekarang sudah menjadi negara technology provider,” jelas Djarot. 

Tiongkok merupakan negara yang mempunyai 27 PLTN yang telah beroperasi, dan kini sedang membangun 20 PLTN lagi untuk memenuhi kebutuhan energi nasionalnya. Tiongkok merupakan negara yang sedang membangun PLTN dalam jumlah terbanyak.

Selain itu, Tiongkok juga merupakan negara yang mengoperasikan High Temperature Gas Cooled Reactor (HTGR) 10 MWth, dan saat ini sedang membangun 210 MWe yang direncanakan beroperasi pada  2019. Dengan kemampuan yang dimiliki, Tiongkok berambisi akan membangun HTGR sebesar 600 MWe.

Djarot berharap, dengan adanya MoU dengan CNEA, segala kegiatan penelitian dan pengembangan energi nuklir antara kedua negara dapat dipahami secara domestik maupun internasional, untuk tujuan damai.

Selain Indonesia, kerja sama terapan nuklir untuk damai, CNEA juga menggaet negara lainnya seperti, Perancis dan Rusia.