Jepang Uji Hujan Meteor Buatan pada 2019
- NASA/Bill Ingalls
VIVA – Hujan meteor tak hanya menjadi suguhan alam. Perusahaan rintisan atau startup Jepang, ALE, mengumumkan siap menampilkan hujan meteor buatan di area Prefektur Hiroshima pada 2019.
Ambisi startup Negeri Matahari Terbit itu sudah pernah disampaikan pada tahun lalu. Dalam pengumumannya kali ini, startup tersebut menegaskan sudah siap menampilkan fenomena langit tandingan tersebut.
Dikutip dari IB Times, Selasa 21 November 2017, dalam membuat hujan meteor buatan, ALE akan merilis butiran yang mewakili meteor dalam fenomena alam. Idenya adalah saat butiran itu ditembakkan atau dilepaskan di langit, maka akan terbakar di atmosfer dan menghasilkan nyala di langit, mirip dengan fenomena hujan meteor.
Uniknya, ALE menyediakan pilihan nyala warna di langit, sesuai dengan kebutuhan. Jadi nyala butiran itu akan bisa berwarna-warni.
"Hari ini orang biasanya menatap smartphone mereka. Saya ingin membuat orang untuk menatap langit kembali," ujar Chief Executive Officer dan pendiri ALE, Lena Okajima.
Startup itu mengklaim, meteor buatan yang terbakar ini akan bisa disaksikan setidaknya dengan jarak 100 kilometer.
Okajima pertama kali mengungkapkan ide membuat hujan meteor buatan pada 2015. Dan kini, Okajima menegaskan, pengujian pertama hujan meteor buatan akan dilakukan pada 2019.
Sebelum pengujian, pada akhir 2018, ALE merencanakan untuk menerbangkan satelit yang akan melepaskan 300 sampai 400 butiran meteor di orbit.
Satelit tersebut menurut rencana akan diluncurkan pada titik 310 mil di langit Australia, dan kemudian satelit akan melepaskan butiran 'meteor' itu ke arah langit Jepang.
Laman Japan Today melaporkan, area Hiroshima yang akan menjadi uji coba hujan meteor buatan ini yakni Laut Seto Inland. Area ini dipilih untuk uji hujan meteor buatan karena langit di wilayah ini terkenal bersih.
Dalam mewujudkan hujan meteor buatan tersebut, ALE mendapat sokongan dari Universitas Tohoku dan Universitas Metropolitan Tokyo, serta pendanaan dari FamilyMart dan Japan Airlines.
Biaya untuk penyelenggaraan hujan meteor ini tergolong tinggi. Menurut laporan yang berkembang, biaya menghadirkan fenomena buatan ini sekitar US$5000 atau Rp67,56 juta. Menurut kabar, uji coba hujan meteor buatan itu sekaligus pemanasan untuk menyambut Olimpiade 2020 di Jepang.