Homo Sapiens Migrasi ke Hutan Sumatera 70.000 Tahun Lalu
- www.cosmosmagazine.com/Tanya Smith dan Rokus Awe Due
VIVA.co.id – Siapa sangka, hutan di Sumatera tidak hanya berisi keanekaragaman hayati tapi juga menyimpan sejarah. Dari penelitian yang dilakukan terbukti bahwa hutan di Sumatera merupakan salah satu tempat tinggal homo sapiens atau manusia purba modern.
Tak hanya itu, dari laman Australian Geographic, terkuak jika invasi manusia ke Asia Tenggara kemungkinan terjadi 20.000 tahun lebih awal dari yang pernah diperkirakan. Artinya, awal homo sapiens menyambangi hutan di Sumatera terjadi sejak 70.000 tahun lalu.
Temuan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan ilmuwan terhadap sepasang fosil gigi yang ditemukan lebih dari 100 tahun lalu. Sepasang fosil gigi itu ditemukan oleh Eugene Dubois di gua Lida Ajer, yang berlokasi di dataran tinggi Padang, Sumatera Barat.
Gua Lida Ajer di Padang, Sumatera Barat
Sejak awal ditemukan, Dubois kesulitan menentukan umur gigi tersebut karena kurangnya ilmuwan yang ahli dan teknik penentuan umur fosil yang belum ditemukan. Hingga akhirnya, dengan menggunakan teknik modern, ilmuwan bernama Dr. Kira Westaway melakukan penelitian terhadap gigi tersebut.
"Kami telah memiliki bukti untuk mengonfirmasikan umur dari gigi itu. Kami pastikan bahwa itu adalah gigi milik manusia purba modern. Mereka hadir 70.000 tahun lalu di Asia Tenggara, atau sekitar 20 ribu tahun lebih awal dari prediksi sebelumnya," ujar Westaway, yang merupakan arkeolog dari Macquarie University.
Temuan ini secara tidak langsung mengubah peta soal awal penyebaran manusia di Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Australia. Sebab, dalam prediksi sebelumnya, ilmuwan hanya bisa mengira berdasar penelitian dari artefak dan batu. Dengan adanya temuan gigi memberikan kepastian prediksi yang sedikit lebih akurat.
"Penemuan terbaru di Sumatera ini berkontribusi pada bukti baru yang mendukung dugaan banyak ahli arkeologi selama beberapa dekade. Mereka menganggap manusia modern sepenuhnya bermigrasi melalui Sunda, menyeberangi Kepulauan Wallacean dan menetap di Sahul sebelum 60.000 tahun lalu, "kata Dr. Jillian Huntley dari Griffith University.
Baca Juga: Fosil Gigi di Sumatera Ubah Sejarah Manusia di Asia Tenggara
Penemuan fosil gigi yang terdiri atas gigi seri dan gigi molar, sebenarnya ditemukan oleh ahli paleoantropologi Belanda dan penjelajah Eugene Dubois pada akhir abad ke-19. Kala itu, Dubois mengklasifikasikan mereka sebagai hominin. Segera setelah ditemukan, gigi dan fosil lain, termasuk situs Lida Ajer, hilang dari kajian akademis.
Diperkirakan, ini disebabkan oleh ketidakpastian mengenai usia artefak karena catatan yang tidak lengkap dan praktik penggalian yang buruk. Akibatnya, Sumatera tidak pernah ditampilkan dalam penelitian serius untuk memetakan arus masuk manusia ke Asia.
Gigi itu pun diperiksa ulang 70 tahun lalu oleh ahli paleontologi Belanda lainnya, Dirk Hooijer. Dia mengidentifikasi gigi itu milik manusia modern, namun tidak dapat memberikan waktu pasti untuk manusia modern ini.
Bukti spesies hominin lainnya di wilayah Sumatera, terutama Homo erectus dan Homo floresiensis, menimbulkan pertanyaan tentang keakuratan temuannya. Hingga akhirnya Westaway dan timnya turut meneliti. (art)