Bitcoin, Mata Uang Favorit Penjahat Siber

Bitcoin dan mata uang kripto lainnya dibangun di atas teknologi bernama Blockchain.
Sumber :
  • www.pixabay.com/MichaelWuensch

VIVA.co.id – Meski berbentuk digital, namun nilainya lebih dari satu ounce emas saat ini. Bitcoin adalah mata uang pilihan para penjahat siber atau dunia maya yang melumpuhkan jaringan komputer di seluruh dunia sejak Jumat, 12 Mei kemarin.

Ketika para penyerang “ransomware” beraksi, mereka menyandera korbannya dengan mengenkripsi data-data milik pengguna dan menuntut mereka untuk mengirimkan pembayaran dalam bentuk bitcoin agar sang korban dapat kembali mengakses komputernya.

Bitcoin memiliki sejarah yang tidak jelas. Akan tetapi, ini adalah mata uang yang memungkinkan orang untuk membeli barang dan jasa dengan menukarkan uang tanpa melibatkan bank, penerbit kartu kredit, maupun pihak ketiga lainnya.

Mengutip situs Voa, Senin, 15 mei 2017, berikut profil singkat bitcoin. Mata uang digital yang tidak terikat kepada bank atau pemerintah dan memungkinkan para penggunanya untuk berbelanja tanpa mengungkapkan jati diri mereka.

Koin ini diciptakan oleh para pengguna yang “menambang” mata uang mereka dengan meminjamkan kekuatan komputasi untuk memverifikasi transaksi pengguna lainnya. Mereka menerima bitcoin sebagai imbalannya. Koin ini juga bisa dibeli dan dijual dengan menukarkan mata uang dolar AS dan mata uang lainnya.

Awal munculnya bitcoin hingga kini masih misteri. Meski pertama kali diluncurkan pada 2009, namun tokohnya dibelakangnya tetap tidak terungkap. Walaupun saat diluncurkan ada nama Satoshi Nakamoto. Tapi itu nama samaran atau anonim. Bitcoin kemudian diadopsi oleh sekelompok penggemar.

Barisan kode yang populer

Nakamoto tidak lagi berkecimpung dalam bitcoin saat mata uang ini mulai menjadi perhatian luas. Namun para pendukungnya tidak berkeberatan. Mata uang ini memiliki aturan internalnya sendiri.

Akan tetapi, tiba-tiba muncul seorang pria yang mengklaim sebagai pendiri bitcoin. Mengutip situs The Australian Financial Review, pria tersebut bernama Craig Steven Wright asal Sydney, Australia.

Craig Steven Wright, mengklaim sebagai pendiri bitcoin.

Melalui blog pribadinya, Wright mengaku dia adalah pendiri bitcoin. Pengakuannya tersebut menjadi titik terang. "Sejak awal, setelah saya telah menjauhkan diri saya dari pesona publik yang merujuk pada Satoshi. Satoshi telah mati, tapi ini hanya awal. Saya tidak mencari publisitas, tapi ingin meluruskan saja," tulis dia dalam blognya.

Lantas, berapakah nilai bitcoin? Voa mencatat bahwa satu bitcoin terakhir diperdagangkan dengan nilai US$1.734,65, menurut Coinbase, sebuah perusahaan yang membantu menukar bitcoin.

Nilai ini membuatnya lebih berharga dari satu ounce emas, yang diperdagangkan pada nilai kurang dari US$1.230. Namun, nilai bitcoin dapat berubah-ubah dengan tajam. 

Tahun lalu nilainya US$457,04, yang artinya, sekarang nilainya sudah lebih tinggi empat kali lipat dibandingkan 12 bulan terakhir. Namun, harganya tidak selalu meningkat.

Sebab, nilai bitcoin anjlok 23 persen terhadap dolar AS dalam jangka waktu sepekan pada Januari tahun ini. Lalu, nilainya kembali anjlok pada posisi yang sama dalam waktu 10 hari di bulan ketiga 2017.

Apa alasan bitcoin populer? Pada dasarnya bitcoin adalah barisan kode komputer yang ditandatangani secara digital setiap kali mata uang itu berpindah dari satu pemilik ke pemilik berikutnya.

Transaksi dapat dilakukan tanpa mengungkap jati diri pelaku inilah yang membuat mata uang ini populer dikalangan para pencinta kebebasan - selain spekulan dan para penjahat.