Terobosan Teknologi Ini Musnahkan HIV dari Tubuh
- io9
VIVA.co.id – Tim ilmuwan internasional yang dipimpin oleh tim University of Temple, Amerika Serikat telah menemukan cara untuk memusnahkan virus HIV dari dalam tubuh. Terobosan yang dilakukan ilmuwan yakni dengan menggunakan teknologi clustered regularly interspaced short palindromic repeats atau dikenal CRISPR/Cas9.
Teknologi itu bekerja menghilangkan virus HIV dengan memotong tiap kode genetik di tubuh yang terkait dengan virus mematikan tersebut, termasuk DNA HIV-1.
Dikutip dari Tech Crunch, Kamis 4 Mei 2017, teknologi CRISPR berfungsi layaknya gunting, sehingga mampu memotong kode genetik terkait HIV sasaran secara presisi. Teorinya, begitu bisa memotong DNA yang terkait dengan HIV di dalam tubuh maka bisa menghentikan virus mematikan tersebut menggandakan dirinya.
Teknik teknologi CRISPR dipandang sebagai terobosan, sebab selama ini pasien dengan HIV harus memakai ramuan obat antiretroviral untuk menekan replikasi virus HIV.
Dalam eksperimen yang dilakukan, hebatnya dalam sekali pengobatan, ilmuwan sukses menghapus semua jejak infeksi virus HIV dalam tubuh. Namun kesuksesan eksperimen itu baru diterapkan pada sampel tikus yang diinfeksi dengan virus HIV, belum diaplikasikan pada tubuh manusia.
Ilmuwan mengaku langkah ke depannya, mereka akan mengujinya pada primata dan membuka kemungkinan akan diterapkan pada manusia di masa depan.
"Tahap selanjutnya akan kami lakukan pada model hewan yang lebih cocok yang diinduksi dengan virus HIV. Ini untuk menunjukkan eliminasi DNA HIV-1 pada sel T yang terinfeksi secara laten," jelas pemimpin studi, Kamel Khalili.
Selain pada sel T, eksperimen ke depan juga akan melihat bagaimana menghapus HIV-1 itu dari tempat perlindungannya di sel otak.
Tim ilmuwan mengakui teknik yang mereka kembangkan memang bukan solusi permanen. Teknologi yang mereka jalankan merupakan pengembangan dari teknik sebelumnya sebagai pembuktian selanjutnya. Namun, mereka yakin akan beralih ke manusia ke depan.
"Tujuan akhir kami adalah uji klinis pada pasien manusia," ujar Khalidi yang merupakan ilmuwan dari Direktur Pusat Neurovirologi University of Temple.
Selain Khalidi, tim yang terlibat dalam studi ini yaitu Wenhui Hu, asisten profesor School of Medicine's Center for Metabolic Disease Research dan Departemen Patologi University of Temple; Won-Bin Young yang merupakan asisten profesor di Department of Radiology at the University of Pittsburgh School of Medicine, AS. Studi mereka telah dipublikasikan di jurnal Molecular Therapy.