BPPT: Equinox Fenomena Biasa
- inmagine
VIVA.co.id – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menyatakan, equinox merupakan fenomena alam yang biasa. Setiap tahun terjadi dua kali, tepatnya Maret dan September.
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Tri Handoko Seto menyebut, dampak dari fenomena equinox memang sudut matahari terhadap Bumi, khususnya di ekuator, akan lebih tegak. Ini berpotensi meningkatkan suhu udara.
"Namun demikian suhu udara dipengaruhi oleh beberapa hal, selain posisi matahari, terutama oleh albedo yang dipengaruhi tingkat keawanan dan emisi karbon," ujar Seto kepada VIVA.co.id melalui pesan singkat, Senin 20 Maret 2017.
Kemudian, suhu udara juga sangat tergantung ketinggian permukaan dari muka laut. Kemungkinan suhu paling tinggi berada di kisaran 33 sampai 36 derajat, untuk dataran rendah. Untuk dataran tinggi, masih tetap dingin.
"Dan rasanya terlalu ekstrim jika bicara suhu 40 derajat di Indonesia. Hampir tidak pernah ada data historis suhu 40 derajat akibat equinox," tambah Seto.
Seperti berita yang beredar, Indonesia akan mengalami giliran fenomena equionx esok hari. Suhu dikabarkan akan meningkat 40 derajat celsius.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika pun telah memberi imbauan bahwa equinox tidak separah yang dipikirkan. Saat equinox, suhu maksimal mencapai 36 derajat celcius.
Equinox adalah salah satu fenomena astronomi di mana Matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun. Pada dua hari tersebut, durasi siang dan malam akan sama di dua belahan bumi. Terjadi tiap tahun pada 21 Maret dan 23 September.