200.000 Pengguna di AS Hapus Aplikasi Uber

Chief Executive Officer Uber, Travis Kalanick.
Sumber :
  • Danish Siddiqui / Reuters

VIVA.co.id – Keputusan CEO Uber Travis Kalanick yang mundur dari dewan penasehat kepresiden Donald Trump ternyata dipicu oleh kampanye #DeleteUber yang digadang oleh banyak penggunanya. Terbukti kampanye tersebut membuat Uber kehilangan pengguna.

Dalam laporan yang ditulis The Next Web, sampai Kalanick memutuskan mundur, ada sekitar 200.000 pengguna Uber yang diketahui telah menghapus aplikasi ride sharing itu dari smartphone mereka. Ini memberikan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan Kalanick.

Padahal, sebelum memutuskan mundur, Uber telah mengeluarkan pernyataan tegas bahwa mereka berada di sisi para imigran dan menentang kebijakan Trump yang ingin membatasi imigran di Amerika. Bahkan Uber juga mengalokasikan dana US$3 juta sebagai bantuan bagi para mitra pengemudinya yang terkena isu imigrasi ini. Uber bersedia memberikan bantuan hukum, baik konsultasi maupun pengacara, selama 24 jam penuh untuk imigran di AS yang telah terdaftar sebagai mitra pengemudi Uber.

Namun hal itu sepertinya tidak cukup karena kampanye #DeleteUber masih bergema. Kalanick pun mempertegas sikapnya melawan kebijakan Presiden AS Donald Trump. Bos Uber itu pun mengumumkan pengunduran diri dari dewan penasihat ekonomi bisnis yang dibentuk Trump. Travis menyampaikan sebelum mundur dari dewan bisnis, dia izin dan bicara singkat dengan Trump.

Kalanick mengatakan, keikutsertaannya sebagai salah satu dewan penasihat, disalahartikan mendukung kebijakan pemerintahan AS. Sementara di sisi lainnya, Kalanick menentang kebijakan eksekutif Trump soal pelarangan imigran.

Kalanick menceritakan, sebelum mengundurkan diri, ia telah membahas secara singkat dengan Trump terkait keputusan aturan larangan imigrasi dan isu-isu di komunitas teknologi.

"Saya juga membiarkan dia tahu bahwa saya tidak bisa berpartisipasi di dewan ekonominya. Bergabung di kelompok itu tidak dimaksudkan untuk menjadi suatu bentuk dukungan dari presiden atau agendanya, tapi sayangnya itu telah disalahartikan," tulis Kalanick dalam email yang dikirimkan ke karyawannya dikutip dari USA Today, Jumat, 3 Februari 2017.

Dalam dewan ekonomi bisnis Trump itu telah dilakukan pertemuan pertama yang dilakukan di Gedung Putih.

Dewan ekonomi bisnis Trump tersebut dipimpin oleh Stephen Schwarzman. Lalu angota-anggotanya ada CEO SpaceX dan Tesla Elon Musk, kemudian ada juga eksekutif dari Walmart, Pepsi, dan Walt Disney.

Kalanick merupakan salah satu petinggi perusahaan teknologi yang cukup vokal dalam menentang kebijakan Trump soal pelarangan imigrasi. Bahkan ia mendukung para mitra pengemudinya yang kesulitan karena terkena dampak dari aturan imigrasi ala Trump.

"Kami akan bermitra dengan siapapun di dunia selama mereka membuat transportasi di kota-kota jadi lebih baik, menciptakan kesempatan kerja, sehingga lebih mudah untuk mendapatkan sekitar, mendapatkan polusi dari udara dan lalu lintas dari jalanan," tutur Kalanick.

Sayangnya, hanya Kalanick yang memprotest Trump dengan cara undur diri. Koleganya, CEO Tesla, Elon Musk memilih untuk tetap di kursi dewan penasehat Trump.