Strategi Hooq Akuisisi Pelanggan di Indonesia

Hooq hadir di Indonesia.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id – Chief Marketing Officer Hooq Indonesia, Ravi Vora, menuturkan bahwa kecenderungan pelanggan Indonesia tak selalu mengkomsusi konten-konten asing melalui film-film buatan Hollywood dan TV Series.

Bahkan, menurut dia, konsumsi menikmati konten asing dan lokal justru berimbang.

"Sekitar 80 persen pelanggan Hooq di Indonesia mengaksesnya melalui perangkat mobile (ponsel). Selama ini sekitar 50-60 persen masyarakat Indonesia menonton film lokal. Ini artinya, masyarakat berimbang untuk menikmati film produk lokal dan menyaingi film-film Hollywood," ujar Vora, di Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2016.

Meski tak menyebutkan angka pasti target pelanggan ke depan, ia menuturkan bahwa layanan video on demand asal Singapura ini terus memperlancarkan akses kenyamanan konsumen terlebih dahulu.

Salah satunya dengan membersihkan iklan-iklan yang ada di perangkat mobile mereka. Dengan demikian, konsumen akan lebih nyaman dan Hooq bisa mengakusisi pelanggan lebih banyak lagi.

Langkah bersih-bersih iklan ini dilakukan dengan memanfaatkan model hybrid berupa pengalaman freemium bebas iklan. Model hybrid ini memungkinkan pengguna menikmati layanan tanpa biaya.

"Biasanya kalau gratis itu banyak iklannya. Sekarang kami hilangkan. Revenue (pendapatan) kami dari pelanggan. Kami yakin dengan perubahan ini bisa memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dan bisa mengakusisi pelanggan kembali," jelasnya.

Meski baru enam bulan hadir di Indonesia, tepat April 2016, namun Hooq berhasil menggaet satu juta pelanggan Tanah Air.