Riset Terbaru Ungkap Fakta Menarik Soal Rokok Elektrik
- REUTERS/Christian Hartmann
VIVA.co.id – Lembaga riset pemerhati kesehatan di Inggris, Public Health, telah melakukan kajian atas dampak konsumsi rokok elektrik yang di Inggris penggunanya telah mencapai angka 2,8 juta orang.
Hasilnya, rokok elektrik sudah tepat dijadikan alternatif bagi para perokok karena memiliki risiko kesehatan yang jauh lebih rendah dibandingkan rokok konvensional.
Menurut kajian Public Health, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya bahaya dari paparan uap rokok elektrik bagi perokok pasif. Rokok elektrik juga tidak terbukti mampu memicu munculnya perokok-perokok baru.
Menanggapi hal tersebut, pendiri Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik Indonesia, Achmad Syawqie, mengaku sependapat dengan riset tersebut. Saat ini, dia juga tengah melakukan riset terkait kandungan dan dampak konsumsi rokok elektrik terhadap kesehatan.
"Beberapa bukti kajian telah menunjukkan rokok elektrik lebih rendah bahayanya dibandingkan dengan rokok konvensional," kata Achmad dalam keterangan resminya Minggu 24 Juli 2016.
Ia menambahkan sejak awal maraknya konsumsi rokok elektrik, banyak kelompok masyarakat di Indonesia takut pada keberadaannya karena dinilai lebih berbahaya daripada rokok konvensional. "Sayangnya opini ini sering kali tidak sesuai dengan bukti kajian ilmiah," keluhnya.
Sementara itu, pemerhati kebijakan kesehatan dari Afrika Selatan, Derek Yach, pada Juni lalu juga menulis artikel yang menekankan pentingnya peran pemerintah untuk mengenal tren harm reduction dari produk dengan risiko kesehatan yang lebih rendah seperti rokok elektrik.
Yach menjelaskan, apabila kebijakan kemasan polos rokok dapat mengurangi potensi perokok baru dan memperlambat angka kematian dalam 35-50 tahun ke depan, maka konsumsi rokok elektrik diyakini dapat memperbaiki kesehatan satu miliar perokok dalam 10-20 tahun.