Ada CIA di Balik Permainan Pokemon Go?

Badan Intelijen AS, CIA.
Sumber :
  • www.huffingtonpost.com

VIVA.co.id – Sejak diperkenalkan pada awal Juli ini, Pokemon Go telah mewabah seluruh penjuru negara. Padahal, games ini baru dirilis secara resmi di tiga negara, Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru.

Isu soal keamanan privasi data milik pengguna ponsel pintar pun muncul ke permukaan seiring dengan menanjaknya fenomena Pokemon Go.

Untuk memainkan Pokemon Go, pengguna harus menyertakan alamat email dengan mengizinkan permainan tersebut mengakses kamera dan harus mengaktifkan lokasi GPS dari pengguna, sehingga isu keamanan negara pun dikhawatirkan.

Bahkan, isu di kancah internasional yang beredar baru-baru ini menyebutkan, Badan Intelijen Amerika Serikat (Central Intelligence Agency/CIA) berada dibalik permainan Pokemon Go.

Hal itu terungkap usai pengguna Reddit dengan nama Homer_Simpson_Doh mempertanyakan soal kebijakan privasi dari game mobile besutan Niantic Lab, The Pokemon Company, dan Nintendo itu.

Dilansir dari situs Daily Star, Selasa, 19 Juli 2016, informasi dari pengguna smartphone itu bisa saja disadap  pemerintah, aparat penegak hukum, hingga pihak ketiga.

Dikatakan pihak ketiga ini diduga merupakan lembaga dengan tiga huruf, CIA.

Teori Konspirasi mengenai Pokemon Go ini juga dikaitkan dengan latar belakang dari Niantic yang didirikan oleh veteran Google, John Hanke.

Diinformasikan, sebelum mendirikan Niantic, Hanke telah membangun perusahaan Keyhole yang berkontribusi bagi pengembangan aplikasi pemetaan Google Earth.

Desas-desus

Perusahaan tersebut dibeli Google pada 2004 dan kini menjadi Google Earth.

Pada awalnya, Keyhole diiventasikan untuk perusahaan yang bernama In-Q-Tel, di mana firma modal ventura itu sebagian besarnya dikucurkan oleh Badan Intelijen Geospasial Nasional (NGA) Amerika Serikat, termasuk CIA.

"In-Q-Tel adalah bukan organisasi nirlaba independen yang diciptakan untuk menjembatani kesenjangan antara kebutuhan teknologi dari komunitas intelijen Amerika Serikat," tulis In-Q-Tel dalam situs mereka yang dikutip Daily Star.

Mengenai desas-desus akan CIA di balik Pokemon Go, seorang Direktur IT & Services di Plixer Thomas Pore mengungkapkan mungkin kabar tersebut tidak terlalu dibuat-buat, karena seperti diketahui games Pokemon Go dinikmati secara gratis.

"Banyak pengguna tidak membaca kebijakan privasi saat masuk ke dalam permainan dan karena itu memberikan izin untuk Niantic untuk mengumpulkan informasi pribadi," ucap Pore.

Sementara itu, Peneliti Utama Keamanan di Kaspersky, David Emm, mengatakan seperti aplikasi lainnya, pengguna harus lebih jeli akan kebijakan privasi pengguna.

"Dengan menggunakan lokasi untuk menentukan keberadaan seseorang dengan Pokemon Go, maka itu tidak berbeda aplikasi mengaktifkan lokasi, sehingga tak ada halangan untuk mengakses (data)," imbuhnya.