Planetarium Jakarta ‘Open House’ Saat Gerhana Matahari

Sejumlah orang yang tertarik dengan astronomi memasang teleskop di Planetarium dan Observatorium Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (16/6). Foto: ANTARA/Rosa Panggabean
Sumber :
  • ANTARA/Rosa Panggabean
VIVA.co.id – Jakarta adalah satu di antara beberapa kota yang kebagian gerhana Matahari sebagian (GMS) pada 9 Maret 2016. Planetarium dan Observatorium pun memanfaatkan momen GMS untuk menyebarluaskan edukasi astronomi kepada masyarakat.
 
Muhammad Rayhan, staf pada Planetarium dan Observatorium Jakarta, mengatakan bahwa akan ada open house atau ruang terbuka bagi masyarakat untuk menonton gerhana Matahari. Open house digelar di halaman Planetarium di kompleks di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
 
“Kami tidak menyediakan pendaftaran untuk hadir langsung. Akan ada 600 suvenir menarik bagi (600 orang) datang pertama,” kata Rayhan kepada VIVA.co.id seusai Diskusi Gerhana Matahari Total di Planetarium Taman Ismail Mazuki, Jakarta, pada Kamis, 25 Februari 2016.
 
Rayhan menjelaskan, saat GMS yang melalui Jakarta, masyarakat ingin melihat ke arah Matahari harus menggunakan kaca mata filter atau dengan teleskop. Berbeda dengan gerhana Matahari total (GMT), masyarakat dibolehkan melihat dengan mata telanjang, sebab yang berbahaya adalah menatap langsung sinar Matahari.
 
Ada 12 provinsi di Indonesia yang dapat menyaksikan peristiwa langka itu. Wilayah tersebut adalah Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
 
Tujuh kota yang dilewati GMT adalah Bengkulu, Palembang, Samarinda, Palu, Tanjung Pandan, Pangkalan Bun, dan Ternate.
 
Selain itu, sejumlah daerah lain di Indonesia juga bisa menyaksikan gerhana Matahari sebagian, antara lain, Padang, Jakarta, Bandung, Surabaya, Pontianak, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Kupang, Manado, dan Ambon.