Lima Lokasi Jadi Kandidat Bandar Antariksa Nasional
Minggu, 8 November 2015 - 15:20 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id - Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) sedang mengkaji sejumlah lokasi untuk pembangunan bandar antariksa nasional. Ada lima lokasi yang menjadi kandidat, yakni Pulau Nias (Sumatera Utara), Pulau Enggano (Bengkulu Utara), Biak Numfor (Papua), Morotai (Maluku Utara), dan Pemeungpeuk (Jawa Barat).
Baca Juga :
Dilansir dari laman resmi Lapan, Lapan.go.id, lembaga itu tengah merampungkan studi untuk menyerap masukan teknis maupun nonteknis tentang lokasi pembangunan bandar antariksa nasional melalui forum focus group discussion "Pengkajian Pembangunan Bandar Antariksa" di Jakarta.
"Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh masukan dari berbagai lapisan masyarakat," kata Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa Lapan, Rika Andiarti, yang dikutip dari laman itu, Minggu, 8 November 2015.
Bandar antariksa Indonesia itu untuk mengimplementasikan amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan pasal 44 mengenai Bandar Antariksa. Disebutkan dalam undang-undang itu bahwa secara geografis, Indonesia berada di posisi yang strategis, karena terletak di antara dua benua, yaitu Benua Australia dan Asia, serta dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera pasifik. Indonesia berada pada posisi silang dunia dan menjadi pusat jalur lalu lintas dunia.
Kepala Pusat Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan Lapan, Husni Nasution, menjelaskan bahwa lembaganya telah mengkaji pembangunan bandar antariksa nasional untuk orbit ekuatorial dan polar. Program Lapan itu dituangkan dalam draf rencana induk penyelenggaraan keantariksaan 2015 hingga 2039.
"Rencana induk ini memuat arahan untuk mendorong pembangunan dan pengoperasian bandar antariksa, termasuk bandara riset, di wilayah Indonesia. Untuk itu, dalam pembuatan master plan atau grand design pembangunan bandar antariksa perlu kerja sama dengan berbagai pihak," ujarnya.
Bandar antariksa nasional untuk keperluan peluncuran roket pengorbit satelit (RPS) dan satelit lain. Dapat dimanfaatkan sebagai lokasi uji terbang pesawat unmanned aerial vehicle (UAV) atau pesawat tak berawak.