Indonesia di Ambang Teknologi 4G
- wired.com
VIVAnews - Kebutuhan data atau akses Internet semakin tinggi. Tak hanya di negara maju, di negara-negara berkembang pun demikian, bahkan kebutuhannya lebih besar karena berbanding sejajar dengan populasi penduduk yang tidak sedikit.
Teknologi 4G, atau 4th-generation technology, mengacu pada pengembangan teknologi telepon selular. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G. Biasanya teknologi ini disebut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dengan istilah "3G and beyond".
Lalu, apa kelebihan 4G? Sistem 4G dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif di mana suara, data, dan arus multimedia dapat sampai pada pengguna kapan saja dan di mana saja, dengan rata-rata kecepatan data lebih tinggi dari generasi sebelumnya.
Terdapat beberapa pendapat tentang 4G, di antaranya 4G akan menjadi sistem berbasis IP terintegrasi penuh. Ini akan dicapai ketika teknologi kabel dan nirkabel dikonversikan dan mampu menghasilkan kecepatan 100Mbps dan 1Gbps.
Nantinya, setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor IPv6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi Internet telephony yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP).
Anda pernah mendengar istilah Worldwide Interoperability for Microwave Access atau 'WiMAX'? Ya, itu adalah salah satu contoh teknologi 4G. Dikutip dari Wikipedia.org, teknologi 4G WiMAX sendiri bisa dibagi tiga bagian generasi, yaitu:
- WiMAX 16.d, atau sering disebut WiMAX nomadic dengan mobilitas terbatas hingga kecepatan 70 Mbps
- WiMAX 16.e, merupakan WiMAX mobile dengan mobilitas tinggi hingga kecepatan 144Mbps.
- WiMAX 16.m, WiMAX mobile dengan mobilitas tertinggi sementara ini hingga kecepatan 1Gbps.
Di Indonesia, teknologi ini sudah coba diimplementasikan pada bulan Juni silam oleh operator Firstmedia dengan merek dagang Sitra WiMAX. Kabarnya, First Media menginvestasikan kocek sebesar 350 juta dollar AS untuk mengembangkan layanan Internet nirkabel berkecepatan tinggi berbasis teknologi Wimax hingga 10 tahun ke depan.
Sebagaimana diketahui, Sitra WiMAX adalah bagian dari Lippo Group dan merek dagang terbaru dari PT Firstmedia Tbk. Sitra WiMAX akan melayani 4G Wireless Broadband pertama di Indonesia di daerah terpadat, yakni Jakarta dan sekitarnya, sekaligus memiliki hak izin BWA termahal, termasuk di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Propinsi Banten, Sumatera Utara, dan Propinsi NAD.
Sitra WiMAX beroperasi pada spektrum pita frekuensi 2.3 GHz dengan jangkauan lebih luas dan kemampuan transmisi lebih cepat yakni mencapai 75 Mbps. Layanannya dalam beberapa waktu ke depan akan digelar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Banten.
Sitra sendiri memenangkan tender Wimax untuk zona Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Jabodetabek, dan Provinsi Banten. Sitra Wimax sendiri sudah lolos uji laik operasi (ULO) oleh Ditjen Postel pada pertengahan Juni 2010.
Di samping WiMAX, ada teknologi LTE (long-term evolution) yang juga merupakan bagian dari 4G. Apa itu LTE? LTE disebut juga sebagai evolusi teknologi komunikasi selular menuju jaringan broadband (pita lebar) IP secara menyeluruh (end-to-end).
LTE merupakan pengembangan dari teknologi 3G yang pada awalnya dari 3GPP 1, dikenal dengan nama R-8 (Release-8), yang lebih difokuskan ke arah kecepatan transfer data yang lebih tinggi ketimbang 3.5G. Kabarnya, maksimum kecepatan data transfer yang ditawarkan mirip dengan WiMAX, yakni mencapai 100 Mbps (downlink).
Di Indonesia, beberapa operator selular menggelar ujicoba implementasi LTE. PT Telkomsel salah satunya. Ujicoba dilakukan sekitar akhir bulan Juni silam. Pengujian dilakukan di tiga tempat yakni di Medan, Jakarta, dan Denpasar.
Uji coba menggunakan frekuensi 700-1800 Mhz. Telkomsel melibatkan beberapa vendor seperti Ericsson, Nokia Siemens Network, Huawei, ZTE. Mereka juga melibatkan beberapa perguruan tinggi seperti Institut Telkom, Institut Teknologi Bandung, dan beberapa institusi pendidikan lain.
"Ya, intinya masih sebatas riset. Karena kami pun menunggu kebijakan dari pemerintah," kata VP Corporate Account Management Telkomsel, Aulia E Marinto, pada VIVAnews.com, Jumat 10 Desember 2010.
"Soal roadmap, jelas kita akan mengimplementasikan LTE, karena ini sangat mendukung visi dan misi perusahaan. Teknologi ini memungkinkan perusahaan melakukan lebih banyak inovasi pada produk dan layanan. Namun, implementasinya tentu berdasarkan analisa pasar dan kalkulasi bisnis, sehingga tepat sasaran," jelasnya.
Bagaimana hasil analisa pasar Telkomsel? "Belum sampai tahap itu. Sampai saat ini, kami masih di tahap riset teknologi sejak ujicoba bulan Juni lalu," ucap Aulia.
Selain Telkomsel, PT XL Axiata Tbk (XL) pun berencana untuk mengantisipasi masuknya teknologi LTE. Bekerja sama dengan PT Ericsson Indonesia, di bulan April silam, anak perusahaan Axiata Group Berhad itu mengkaji persiapan ujicoba teknologi LTE.
Ketika itu, Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi menjanjikan ujicoba tersebut dilaksanakan pada semester II tahun 2010. "Memang belum dilakukan, tapi sebelum akhir tahun kami akan uji coba," kata Febriati Nadira, Head of Corporate Communication XL, pada VIVAnews.com.
"Jakarta akan menjadi wilayah pertama yang merasakan uji coba teknologi LTE XL. Kami sudah mendapatkan izin dari pemerintah. Pada dasarnya, kami hanya ingin mendemonstrasikan apa saja benefit dari teknologi LTE dengan kecepatan akses data hingga 100 Mbps," tutur Ira.
Sementara itu, Teguh Prasetya, Head Brand Marketing Indosat, mengatakan perusahaannya juga tengah mempersiapkan implementasi LTE. "Modernisasi jaringan dan meningkatkan kapabilitas backbone dengan software hingga setingkat LTE dapat dilakukan dengan ringkas. Industri tinggal menunggu tanggal mainnya," ucap dia pada VIVAnews.com.
Namun, diakui Teguh, Indosat masih terus melakukan ujicoba laboratorium bersama vendor yang ditunjuknya sebelum memasuki fase komersialisasi. "Tahun ini, kita terus eksplorasi teknologi LTE. Makanya, kalau tidak ada rintangan seharusnya tahun depan, regulasi sudah siap, operator siap, begitu pun konsumen. Kami di sisi operator cukup mudah, tinggal menginstal software," tuturnya.(np)