Dua Tragedi Turbulensi Ekstrem Pesawat Terjadi dalam Waktu Dekat, Bagaimana Agar Tetap Aman?
- VIVA.co.id/Natania Longdong
VIVA – Dua tragedi turbulensi ekstrem terjadi di dunia penerbangan dalam waktu dekat, setelah maskapai Singapore Airlines, maskapai dari timur tengah Qatar Airways juga mengalami kejadian serupa.
Kejadian terbaru Pesawat jenis Boeing 787-9 milik Qatar Airways dengan nomor penerbangan QR17 tujuan Doha menuju Irlandia mengalami turbulensi ekstrem di langit Turki pada Minggu, 26 Mei
Pesawat berhasil selamat mendarat di bandara Irlandia, namun kejadian turbulensi ekstrem itu menyebabkan 12 orang terluka, dengan rincian enam penumpang dan enam awak kabin.
Sebelumnya tragedi turbulensi terparah dialami Pesawat jenis Boeing 777-300 milik Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ321 tujuan London menuju Singapura pada Selasa 21 Mei 2024.
Turbulensi ekstrem itu mengharuskan pesawat mendarat darurat di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok. Akibatnya satu penumpang meninggal dunia dan 30 orang lainnya luka-luka. Pesawat membawa 211 penumpang dan 18 awak kabin.
Tragedi turbulensi ekstrem pada penerbangan sebenarnya bisa untuk diminimalisir agar tidak menimbulkan korban jiwa.
Dilansir VIVA Tekno dari CNA, pakar penerbangan dari Universitas Sydney Rico Mekert menyebut, untuk mengurangi cedera parah saat terjadi turbulensi ekstrem, penggunaan sabuk pengaman sangatlah efektif.
Untuk itu, untuk mengurangi risiko cedera yang parah, penumpang harus selalu mengenakan sabuk pengaman saat duduk.
Kebanyakan penumpang kata Mekert, dalam penerbangan jarak jauh sering lupa memasang sabuk pengaman pada saat mereka tertidur, termasuk penumpang kelas bisnis yang menggunakan flat bed.
Hal senada juga diungkapkan Konsultan Keselamatan penerbangan Michael Daniel, menurutnya selama waktu makan, penumpang harus tetap mengenakan sabuk pengaman untuk menurunkan risiko jika sewaktu-waktu mengalami turbulensi.
Oleh karena itu, kencangkan sabuk pengaman meskipun tanda sabuk pengaman tidak menyala terlebih jika penumpang tertidur.
Sedangkan keselamatan bagi bayi, atau anak-anak di bawah usia tiga tahun, harus digendong oleh orang tua dan diikatkan sabuk pengaman bayinya.
Sabuk pengaman bayi yang diikatkan ke orang tua dapat mencegah bayi terpisah dari ibunya.
Namun jika turbulensi pada saat berjalan di lorong atau berada di toilet, cara yang paling aman adalah dengan berjongkok dan sebisa mungkin kembali ke tempat duduk.
"Hal pertama adalah mencoba berjongkok rendah dan berpegangan pada sandaran tangan atau kabin atau sandaran kepala, apa pun yang bisa Anda pegang," kata dia.