Dibahas Luhut, ini Fakta mengenai apa itu Big Data

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menghampiri mahasiswa UI yang mendemonya
Sumber :
  • VIVA/Ridwan Putra

VIVA –  Big Data adalah sebuah cara baru atau kecenderungan baru untuk menganalisa atau memproses data yang telah atau belum terorganisir secara struktur dalam skala yang besar yang tersimpan pada suatu perangkat lunak atau perangkat keras dan akan terus bertambah seiring dengan penggunaannya.

Dikutip dari berbagai sumber Digitalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat telah menghasilkan banyak data, dan volume ini diprediksi akan terus meningkat. Banyak organisasi sudah mendalami Big Data atau berfikir untuk menjelajahi ruang angkasa, tetapi yang terbaik adalah mengenal lanskap terlebih dahulu untuk menetapkan tujuan yang jelas dan mengembangkan strategi.

Berikut adalah 10 fakta Big Data yang perlu anda ketahui

1.  Jumlah data diharapkan mencapai 59 ZB.

Infrastruktur teknologi, dan kebiasaan digital yang muncul sangat berkontribusi pada volume data yang terus meningkat. Pada akhir tahun ini, jumlah total data di Dunia diperkirakan mencapai 59 zettabytes. Sebagai ilustrasi satu zettabytes sama dengan satu miliar terabyte

 

2.  Data disimpan berlipat ganda setiap tahunnya

Dengan pertumbuhan volume data tiap, hal ini menyebabkan peningkatan permintaan untuk penyimpanan data bertambah. Global Storage Sphere tumbuh 17 persen tahun ini dengan total 6,8 zettabytes.

 

3.  Pada tahun 2024, data streaming dan infrastruktur analitik akan meningkat lima kali lipat.

Berasal dari fakta bahwa 75 persen perusahaan akan beralih dari uji coba ke operasionalisasi atau penerapan kecerdasan buatan pada tahun 2024.

 

4.  Pasar Big Data dan analisis bisnis global diperkirakan akan memiliki pendapatan tahunan sebesar 274,3 miliar USD pada tahun 2022.

Berbincang tentang pertumbuhan penggunaan, perusahaan akan terus mengandalkan penyedia data dan analitik yang besar, menghasilkan perkiraan pertumbuhan pasar yang luar biasa. Pada tahun 2019, 39 persen pendapatan terbesar berasal dari belanja jasa, dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut.

 

5.  35 persen perusahaan besar akan berpartisipasi dalam pasar data online formal pada tahun 2022

Meningkatnya pertumbuhan data merupakan bukti betapa berharganya data itu bagi perusahaan di berbagai industry. Maka tidak mengherankan bahwa pasar data online formal diharapkan muncul dalam beberapa tahun kedepan dengan sebagian kecil dari organisasi besar bertindak sebagai penjual atau pembeli.

 

6.  53,7 persen eksekutif beranggapan transformasi sebagai pendorong utama investasi Big Data.

Utamanya hal ini berlaku untuk industri keuangan dan kesehatan, sector yang tidak hanya berurusan dengan Big Data, tetapi juga perubahan statistik atau volatilitas dan regulasi yang konstan. Transformasi digital di sektor ini akan menjadi salah satu alasan utama organisasi akan berinvestasi pada Big Data.

 

7.  Sekitar 60 persen hingga 70 persen data perusahaan tidak digunakan

Demikian pula, sebagian besar data yang tersedia di setiap perusahaan tetap kurang dimanfaatkan. Lagi pula, proses mengubah data mentah menjadi informasi yang dapat ditindaklanjuti dan berharga lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Perusahaan tidak hanya perlu berinvestasi dalam teknologi analitik tetapi juga budaya berbasis data yang ada di seluruh departemen.

 

8.  80 – 90 persen data di dunia digital tidak terstruktur

Sebagian besar data tidak terstruktur dalam bentuk audio, gambar dan teks. Alat analisis data yang canggih seperti analisis teks dan sentiment, pengenalan pola dan konversi ucapan ke teks diperlukan untuk mengekstrak informasi dari data-data tersebut.

 

9.  Sekitar 20 persen perusahaan lintas sektor telah menerapkan Big Data

Terlepas dari peningkatan volume data dan banyaknya peluang yang dihadirkan oleh pertumbuhan ini hanya segelintir perusahaan yang mengoperasikan Big Data dalam berbagai kasus fungsional.

 

10. 32 persen perusahaan berencana untuk mengadopsi Big Data

Sisi positifnya, Big Data menjadi topik penting dalam agenda para eksekutif. Perusahaan yang belum mengadopsi teknologi menyatakan minatnya untuk penggunaan di masa depan. Faktanya, laporan tahun 2019 menunjukan bahwa analitik Big Data berada di peringkat ke-26 dalam daftar 37 teknologi yang penting untuk intelijen bisnis.