Kekuatan Super Kelelawar Jadi Kunci Penyelamat Habibatnya

Ilustrasi kelelawar
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Kelelawar menggunakan telinga untuk mencari mangsa. Penggunaan Indra pendengaran ini bukan karena tidak bisa melihat, tetapi kebanyakan mereka tidak bergantung pada mata untuk bernavigasi. Tantangan yang harus mereka atasi untuk bertahan hidup adalah mendeteksi mangsa yang bergerak dalam kegelapan.

Melansir dari laman Live Science, Selasa, 29 Desember 2020, hewan malam ini menggunakan gema untuk mendeteksi objek sehalus rambut manusia dalam kegelapan total. Otak kelelawar memetakan gema dengan cara yang memungkinkan mereka bisa masuk ke rumah serangga atau menghindari rintangan.

Kelelawar Amerika Utara tengah menghadapi wabah penyakit jamur yang mematikan, disebut white nose syndrome, yang menyebabkan populasi kelelawar berkurang lebih dari 90 persen.

Dengan mempelajari kelelawar di British Columbia dan Alberta, di mana jamur itu belum datang ke sana, peneliti berharap dapat membantu kelelawar bertahan hidup ketika jamur mulai muncul.

Hewan ini memiliki kekhasan yang berbeda, seperti bersuara keras, lebih suka makan di antara pepohonan, ada juga yang di atas air. Kelelawar dapat menangkap mangsanya dari tanah atau dedaunan, memiliki telinga yang besar untuk menangkap gema maupun suara lembut yang dikeluarkan mangsa, seperti kepakan sayap ngengat.

Lalu ada juga jenis yang mengandalkan telinga yang diperkecil untuk mendengarkan gema. Tapi masalahnya dengan sistem ini, gelombang suara perlu memantulkan objek untuk menghasilkan gema. Artinya panjang gelombang suara harus sesuai dengan ukuran benda agar suara terhalang dan memantul kembali.

Jika serangga itu berukuran kecil, panjang gelombang suaranya juga harus kecil. Panjang gelombang kecil ini akan menghasilkan suara berfrekuensi tinggi. Kebanyakan kelelawar menghasilkan suara berfrekuensi tinggi, sehingga telinga manusia tidak dapat mendengarnya, ini disebut sebagai ultrasound.

Memahami bagaimana kelelawar melakukan ekolokasi, dan kemudian merekamnya dengan tepat, sangat penting untuk peneliti mengantisipasi kematian kelelawar dalam jumlah besar karena wabah WNS.