BPPT Pakai Garam untuk Alihkan Hujan dari Jabodetabek ke Laut
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna mengurangi intensitas hujan di daerah Jabodetabek. Untuk tahap pertama sudah mereka lakukan pada Jumat pagi ini, 3 Januari 2020.
Kepala BPPT, Hammam Riza menjelaskan, modifikasi cuaca merupakan proses mempercepat terjadinya hujan atau cloud seeding. Operasi ini akan menyemai awan agar hujan turun di daerah laut, bukan di daerah padat penduduk seperti Jabodetabek.
"Kita menurunkan hujan di daerah-daerah tertentu sebelum awannya masuk ke Jabodetabek," ujarnya di Jakarta, Jumat, 3 Januari 2020.
Penyemaian awan dilakukan dengan cara menaburkan garam natrium klorida di pinggiran awan, kemudian dibantu angin agar garam bisa masuk ke tengah awan. Penaburannya sendiri bekerja sama dengan TNI-AU.
"Menggunakan pesawat jenis CASA 212-200 dengan registrasi A-2105, dari skadron Udara 4 Abdurrachman Saleh, Malang. Tadi pagi membawa 800 kg garam. CN-295 registrasi A-2901 dari Skadron Udara 2 Halim Perdana Kusuma, Jakarta, membawa 2,4 ton garam," jelasnya.
Dalam tahap pertama ini, hujan akan dialihkan ke Selat Sunda dan Laut Jawa. Hammam berharap curah hujan akan berkurang, sehingga tidak ada lagi banjir akibat debit air yang besar.
Pakar Meteorologi Tropis BPPT, Tri Handoko Seto dalam kesempatan yang sama mengatakan, di luar negeri TMC sudah digunakan untuk mengurangi hujan es. Namun untuk curah hujan, baru Indonesia yang menggunakannya.
Operasi ini dalam sebulan ditargetkan bisa mengurangi 30-40 persen intensitas curah hujan. Tapi untuk hitungan keberhasilannya baru bisa dilakukan setelah operasi selama sebulan. Dihitung dari prediksi hujan dan realita hujan yang terjadi.
"Dari pengalaman kita pada tahun 2013 hingga 2015, TMC mampu mengurangi curah hujan 30 sampai 40 persen," ujarnya.