Starlink Milik Musk Dirasa Mengganggu Astronom

Ilustrasi satelit di luar angkasa
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Satelit Starlink milik SpaceX dirasa mengganggu bagi para astronom. Saat ini baru 60 satelit yang bergerak di orbit, namun nantinya akan ada 12 ribu di luar angkasa. Dengan banyaknya satelit di luar angkasa, kemungkinan pandangan langit pada malam hari akan sangat berubah. 

"Kami terbiasa dengan perubahan aktivitas di angkasa sebagai lambat dan bertahap dan tiba-tiba menjadi cepat dan mempercepat. Dengan visibilitasnya, Stalink membuka beberapa pertanyaan besar: siapa yang bisa menggunakan orbit Bumi dan untuk apa," kata arkeolog luar angkasa dari Universitas Flinder Australia, Alice Gorman dilansir laman Cnet, Rabu, 29 Mei 2019. 

Selain itu penggunaan panel surya juga akan berdampak pada kecerahan para satelit ini. Astronom di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian, Jonathan McDowell mengatakan bahwa satelit akan lebih cerah dari yang diharapkan dan bisa menjadi masalah. Walaupun sifat kecerahannya belum terlalu tinggi.

CEO SpaceX, Elon Musk mengatakan bahwa sistem satelit akan berpotensi membantu miliaran orang dengan ekonomi kurang beruntung menjadi lebih baik. Selain itu perusahaannya juga berusaha mengurangi efek keberadaannya seminimal mungkin pada astronomi. 

Musk dalam tweet-nya mengatakan bahwa pihaknya sangat peduli dengan sains. Dia juga mengatakan bahwa telah meminta tim Starlink untuk mengurangi jumlah cahaya yang dipantulkan satelit atau Albedo. 

Batch pertama pengiriman 60 satelit Starlink dilakukan di Cape Canaveral Florida pada 23 Mei 2019 lalu. Satelit-satelit tersebut menumpang pada roket Falcon 9 untuk capai orbit. 

Masing-masing satelit berisi susunan surya tunggal yang akan menangkap dan memantulkan sinar matahari dari satelit. Cahaya ini terkadang akan terlihat dari Bumi.