Waspada, Musim Kemarau Tahun Ini Diprediksi Lebih Kering
- ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
VIVA – Badan Meteorologi dan Geofisika atau BMKG mengatakan, awal musim kemarau tahun ini dimulai pada April. Salah satu fenomena yang diprediksi muncul di Indonesia, yakni El Nino.
Oleh sebab itu, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BBTMC-BPPT, Tri Handolo Seto mengingatkan untuk memantau kecukupan air dari waduk.
"Secara umum, April dan Mei mulai berkurang (curah hujannya). Apakah cadangan air waduknya, cukup untuk memenuhi kebutuhan selama musim kemarau, yang diprediksi akan lebih kering," ujarnya melalui keterangan resmi, Sabtu 13 April 2019.
Menurutnya, ada sejumlah waduk yang harus dicek, terutama waduk besar. Mulai dari Waduk Jatiluhur di Jawa Barat, Karangkates di Malang Jawa Timur, Waduk Sigura-gura di Sumatera Utara, hingga Waduk Batutegi di Lampung.
El Nino diperkirakan hadir dengan intensitas 55 sampai 60 persen. Sedangkan, pada Juli hingga September iklim diperkirakan akan lebih kering.
Tri mengatakan, bahwa El Nino akan terjadi saat puncak musim hujan. Ini akan membuat, dampak dari fenomena itu tidak terlihat.
Ia juga mengungkapkan, Teknologi Modifikasi Cuaca atau TMC bisa digunakan untuk antisipasi musim kemarau.
"Sebagian masyarakat menilai, tidak perlu TMC karena masih hujan. Pas terjadi kekeringan, baru panik. Padahal, TMC juga tidak mungkin beroperasi maksimal di musim kemarau panjang, karena tidak ada awan sama sekali sebagai bahan yang diolah," kata dia.