Rumah Susun Bisa Jadi Solusi Perbanyak Ruang Terbuka

Pembangunan Rumah Susun Hak Milik (Rusanami) Wisma Atlet, di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA – Planet Bumi yang telah ditinggali manusia menjadi wadah pendukung semua kegiatan persendian mereka. Adapun landscape keindahan terbagi menjadi dua, alami dan buatan.

Untuk alami bisa melihat hutan Bumi yang masih terdapat di beberapa wilayah, sedangkan untuk daerah urban ada beberapa yang menghasilkan kreasi manusia.

Kreasi manusia yang berkesinambungan dengan alam ialah taman kota, jalan yang bebas polusi dan mass rapid transit Jakarta (MRT). Menyambung hal tersebut, menurut peneliti ruang hijau di Jakarta harus mencapai 30 persen, namun saat ini hanya menyentuh sembilan persen.

Untuk mengatasi itu bisa dilakukan dengan cara pertumbuhan vertikal (ke atas) dan hindari pertumbuhan horizontal (menyamping) karena disebut tidak efisien. Artinya, Indonesia bisa menerapkan pola rumah susun, sehingga lahan tersisa bisa dimanfaatkan untuk ruang hijau terbuka atau taman kota.

“Ini bisa menjadi upaya untuk menaikkan persentase ruang hijau di Jakarta. Kan masih sembilan persen, ada jarak 21 persen untuk mencapai angka ideal. Nah, ini menjadi tanggung jawab bersama untuk menumbuhkan bangunan vertikal, bukan horizontal yang dinilai tidak efisien," ujar Conservation Scientist WWF Indonesia, Thomas Barano, Jakarta, Jumat 16 November 2018.

Pola ini bisa menjadi salah satu terobosan untuk mendukung lingkungan. Rumah susun vertikal telah terbukti kesuksesannya di Singapura. Mereka dapat membuat hutan karena memanfaatkan lahan yang masih tersisa.

Saat ini, negara tersebut telah mencapai persentase 54 persen, dari sebelumnya yang hanya 30 persen. Mewujudkan pola ini memang disebut butuh komitmen dan perlu pembicaraan lebih lanjut dengan masyarakat. Sebab, banyak dari mereka yang juga membutuhkan lahan untuk kelangsungan hidup.