Mengenal ROV, Robot Canggih Pencari Korban Danau Toba
- Saab
VIVA – Tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di perairan Danau Toba. Sumatera Utara, pada Senin 18 Juni 2018, menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga korban. Jumlah keluarga yang melaporkan kehilangan terus bertambah.
Hingga kini, jumlah korban mencapai 180 orang. Untuk mempercepat pencarian korban, sebanyak 350 personel gabungan diterjunkan.
Pencarian korban dilakukan oleh Badan SAR Nasional, Korps Marinir dan Pol Air Polda Sumut. Tim pencarian juga mengerahkan Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV). Alat tersebut digunakan untuk mendeteksi kapal atau logam hingga kedalaman 200 meter.
ROV adalah sebuah robot yang didesain untuk digunakan di bawah air. Robot tersebut dapat bergerak menggunakan remote control.
Dilansir dari Scientificservices, Jumat 22 Juni 2018, alat tersebut dilengkapi dengan kamera video, lampu, sonar, pengangkat benda berat, dan instrumen yang mengukur kejernihan air, suhu air, kecepatan suara, dan penetrasi cahaya.
Video yang dihasilkan oleh ROV ke operator tentu tidak selamanya bagus. Jarak pandang dan keruhnya air turut memengaruhi kualitas. Angkatan Laut Amerika Serikat mendanai sebagian besar pengembangan teknologi ROV pada awal 1960-an.
ROV telah digunakan untuk menemukan banyak bangkai kapal bersejarah, termasuk RMS Titanic, Bismarck, USS Yorktown, dan SS Central America. Dalam beberapa kasus, seperti Titanic dan SS Central America, ROV digunakan untuk mencari material dari dasar laut dan membawanya ke permukaan.
ROV ukuran kecil banyak diadopsi oleh enjaga pantai dan otoritas pelabuhan di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Belanda, Norwegia, Arab Saudi, Israel, Indonesia, Malaysia, dan Swedia.