Aksi Teror Marak, Konten Radikal Justru Menurun
- VIVA/Novina Putri Bestari
VIVA – Konten terkait radikalisme yang diproses Kementerian Komunikasi dan Informasi sudah masuk angka 20 ribuan. Dari hasil tersebut, yang paling banyak ditutup sementara berasal dari Instagram dan Facebook.
"4.000 Lebih (yang di-suspend), hampir setengahnya Facebook dan Instagram," ujar Menteri Kominfo, Rudiantara, saat open house di rumah dinasnya di Jakarta, Jumat 15 Juni 2018.
Ia menyatakan, Kominfo terus bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menindak pelaku pembuat konten radikal di dunia nyata.
Angka konten yang ditutup diperkirakan menurun sejak serangkaian kejadian terorisme. Tren ini, menurut Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, karena masyarakat sudah mulai paham akibat yang ditimbulkan dari konten tersebut.
Semuel menyatakan, ini ditandai dengan sebagian besar konten radikalisme yang dilaporkan ke pihaknya berasal dari masyarakat itu sendiri.
Kominfo juga ingin kesadaran masyarakat mulai terbangun soal unggahan radikalisme dan terorisme tersebut.
"Kami mau membawa ini ke dalam kesadaran masyarakat, bahwa kalau kita bicara radikalisme itu sama perlakuannya kayak kita masuk ke bandara bilang bom. Itu yang kami inginkan, sudah mulai sadar," jelasnya.