Direktur Huawei Tahu Sebab Ponsel Mereka Dilarang di AS
- bbc
Amerika Serikat telah menyusun rancangan undang-undang untuk melarang semua produk telepon genggam buatan Huawei dan ZTE masuk ke pasar negara tersebut.
Para pejabat di Amerika mengatakan `kedekatan Huawei dan ZTE dengan pemerintah Cina` membuka peluang adanya `pemantauan terhadap aktivitas warga Amerika melalui peranti atau layanan dari Huawei atau ZTE, yang berujung dengan risiko ancaman terhadap keamanan nasional`.
Bagi para pejabat di Washington menggunakan ponsel Huawei `sama dengan membuka pintu bagi Cina untuk mematai-mata warga Amerika`.
Namun, Direktur Utama Huawei, Richard Yu, dalam wawancara dengan BBC menganggap bukan itu yang menjadi alasan utama mengapa Amerika melarang produk dan layanan telekomunikasi mereka.
"Para politisi di Amerika tidak ingin kami masuk ke sana karena kami terlalu kompetitif. Teknologi kami sangat maju dan kami sangat inovatif. Ini semua membuat Amerika khawatir," kata Yu.
"Kami terlalu kuat bagi perusahaan-perusahaan teknologi Amerika," kata Yu.
Yu juga menepis anggapan bahwa perusahaannya dekat dengan pemerintah di Beijing: "Itulah yang didengung-dengungkan oleh para politisi Amerika. Tapi kami adalah perusahaan independen."
"Itulah yang dikatakan supaya kami tak bisa masuk ke pasar Amerika," kata Yu.
Ia mengatakan Huawei akan menjadi perusahaan pembuat ponsel terbesar secara global, baik dengan masuk ke pasar Amerika maupun tidak.
"Masuk atau tidak ke pasar Amerika, kami akan menjadi nomor satu... dari tahun ke tahun kami mencatat pertumbuhan yang sangat mengesankan," kata Yu.
Menurut data perusahaan analisis pasar Counterpoint Research, Huawei sekarang menjadi perusahaan ponsel pintar terbesar kedua secara global di bawah Samsung.
Tadinya posisi kedua ini ditempati oleh perusahaan teknologi raksasa Amerika, Apple.
Huawei adalah pemain yang relatif baru di bisnis telepon genggam pintar. Keberhasilan mereka mengalahkan pemain-pemain mapan seperti Apple, tak lepas dari investasi besar-besaran di bidang riset, pemasaran yang agresif, dan ekspansi jalur-jalur penjualan, kata Counterpoint.
Huawei dan merek-merek lain dari Cina, seperti Xiaomi, lebih memilih penjualan langsung secara daring dengan konsumen pembeli yang melakukan pembayaran secara penuh di muka.
Model ini tidak biasa di Amerika, namun sangat populer di Eropa, Amerika Latin, dan tentu saja di pasar dalam negeri di Cina.