BMKG Sebut Gerhana Bulan Total Terjadi Lagi Juli 2018

Fenomena Gerhana Bulan Super Blue Blood Moon
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Rahmat Triyono menyebutkan, berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, fenomena gerhana bulan total diperkirakan akan kembali terjadi pada 28 Juli 2018. Namun, belum bisa dipastikan dapat teramati dengan sempurna atau tidak.

"Fenomena gerhana ini setahun bisa saja terjadi Dua atau Tiga kali. Namun yang total belum tentu. Nah, tahun ini gerhana bulan total diperkirakan akan kembali terjadi pada 28 Juli 2018 mendatang,"kata Rahmat Triyono, Rabu malam 31 Januari 2018. 

Walau selama ini BMKG kata Rahmat, fokus kepada pengamatan hilal, namun kita juga tetap melakukan pengamatan dan pemantauan terhadap semua pergerakan bulan.

Rahmat menambahkan, prosesnya kontak pertama antara bulan dan bayangan bumi untuk fenomena gerhana bulan total kali ini, dimulai pada pukul 17.49 WIB, sebagian mulai terjadi pada pukul 18.48 WIB, gerhana total mulai pada pukul 19.51 WIB, puncak gerhana pukul 20.29 WIB, gerhana total berakhir pada pukul 21.08 WIB, gerhana sebagian berakhir pada pukul 22.11 WIB, dan gerhana berakhir pada pukul 23.09 WIB.

"Itu artinya, saat bulan terbit di Kota Bukittinggi, sudah terjadi Gerhana. Kami tidak semata melakukan pengamatan, tapi juga ingin hadir untuk memberikan edukasi tentang gerhana. Ini sekaligus wisata gerhana. Jadi tidak semata-mata menjalankan tupoksi (Tugas pokok dan fungsi kami untuk melakukan pengamatan, tapi juga memberikan edukasi,"tutup Rahmat.

Diketahui, gerhana bulan total kali ini, merupakan anggota ke 49 dari 73 anggota pada seri Saros 124. Gerhana bulan sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah gerhana bulan total yang terjadi pada 21 Januari 2000 silam. 

Adapun gerhana bulan yang akan datang yang berasosiasi dengan gerhana bulan ini adalah gerhana bulan Total 11 Februari 2036 mendatang. "Semua gerhana bulan dalam seri Saros 124 terjadi saat Bulan bergerak ke arah utara Ekliptika Bumi,"tambah Rahmat.

Keseluruhan proses gerhana ini, dapat diamati di Samudra Pasifik serta bagian timur Asia, Indonesia, Australia, dan bagian barat laut Amerika. Gerhana ini juga dapat diamati di bagian barat Asia, Samudra Hindia, bagian timur Afrika, dan bagian timur Eropa pada saat Bulan terbit. 

Adapun proses gerhana pada saat Bulan terbenam dapat diamati di bagian utara Amerika dan bagian timur Samudra Pasifik. Sementara pengamat di bagian barat Eropa, sebagian besar Afrika, Samudra Atlantik, dan bagian selatan Amerika tidak akan dapat mengamati keseluruhan proses gerhana ini.