Benarkah Gerhana Bulan Pengaruhi Cuaca Ekstrem Bumi
- ANTARA FOTO/Zabur Karuru
VIVA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menegaskan, sampai saat ini belum ada kajian ilmiah yang menjelaskan seberapa besar pengaruh gerhana bulan terhadap pola cuaca ekstrem di bumi secara khusus.
Dampak Gerhana Bulan Total yang disebut dengan Super Blue Blood Moon itu berbeda dengan Gerhana Matahari Total yang terjadi pada 9 Maret 2016. Gerhana dua tahun lalu itu memengaruhi penurunan suhu udara permukaan bumi,
"Belum ada kajian ilmiah tentang pengaruh Super Blue Blood Moon dengan kondisi atmosfer, karena peristiwanya juga langka, tidak setiap abad muncul. Sehingga menarik untuk dijadikan bahan riset. Dengan demikian, masyarakat diimbau untuk tidak terpengaruh isu yang beredar dari pihak yang tidak bertanggung jawab," jelas Kepala BMKG Minangkabau, Achadi Subarkah Raharjo, Rabu 31 Januari 2018.
Pada saat Gerhana Bulan Total, Achadi menjelaskan, kondisi cuaca pada malam hari diprakirakan berawan untuk wilayah Padang, Padang panjang, Bukittinggi, Padang Pariaman, Pariaman, Agam, dan Pesisir Selatan. Sedangkan cuaca hujan ringan diprakirakan terjadi di Pasaman Barat, Pasaman, Payakumbuh, Limapuluh Kota, Dharmasraya, dan Solok Selatan.
Untuk wilayah Sumatera Barat, kata Achadi, termasuk daerah yang dapat mengamati fenomena Super Blue Blood Moon pada Rabu malam 31 Januari 2018.
Gerhana Bulan yang terjadi ini terbilang unik karena berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu 1 jam 16,8 menit dan menjadikannya Gerhana Bulan Total ini berdurasi terlama sepanjang abad ini.
Berdasarkan perhitungan, fase gerhana bulan diawali pada pukul 17:48 WIB, Gerhana Bulan Total mulai terjadi pada pukul 19:51 WIB, puncak gerhana total terjadi pada pukul 20:29 WIB, Gerhana Bulan Total berakhir pada pukul 21:08 WIB, dan keseluruhan fase gerhana bulan berakhir pada pukul 23:09 WIB.
Gelombang tinggi dan rob
Sementara itu, BMKG Maritim Teluk Bayur merilis prakiraan kondisi cuaca maritim untuk 31 Januari 2018 pada pukul 19.00 WIB hingga 1 Februari 2018 pukul jam 07.00 WIB. Pada kurun waktu itu, terdapat potensi gelombang dengan tinggi 0,50 meter hingga 1 meter di daerah Perairan Pesisir Barat Kabupaten Pasaman Barat hingga Pesisir Barat Kabupaten Pesisir Selatan.
Potensi gelombang dengan tinggi 0,75 meter hingga 2 meter juga terjadi di daerah perairan Pesisir Barat Bengkulu. Potensi gelombang dengan tinggi 1 hingga 2,5 meter diprakirakan terjadi di daerah perairan barat Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Selatan, dan Pulau Enggano.
BMKG Maritim Teluk Bayur juga mengimbau waspada gelombang dengan tinggi 2 hingga 3 meter di daerah Samudera Hindia Barat area Kepulauan Mentawai hingga Samudra Hindia Barat area Bengkulu.
Fenomena Super Blue Blood Moon berdampak pada peningkatan tinggi muka air laut yang dapat mengakibatkan terjadinya genangan air laut di daratan atau rob di wilayah pesisir pantai yang diprediksi terjadi pada 30 Januari hingga 1 Februari 2018.
Dengan adanya fenomena tersebut tersebut, masyarakat di sekitar pesisir diimbau tetap waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari Pasang Air Laut Maksimum.
Untuk pengamatan, Stasiun Geofisika Padang Panjang mulai pukul 16.00 WIB sore, bakal melakukan pengamatan dan pemantauan fenomena langka tersebut di Jam Gadang Kota Bukittinggi.
Guna memudahkan masyarakat atau pengunjung Jam Gadang melihat fenomena gerhana tersebut, BMKG dan Pemerintah Kota Bukittinggi menyediakan teropong khusus dan layar lebar serta membuka sesi tanya jawab seputar gerhana.