Bulan Mendingin saat Gerhana, Cocok Teliti Wajah Bulan
- NASA Goddard Space Flight Center/Fred Espenak
VIVA – Gerhana Bulan Total, yang akan muncul pada 31 Januari 2018, berpengaruh pada perubahan kondisi temperatur permukaan bulan. Perubahan ini terjadi lantaran cahaya matahari yang seharusnya masuk ke permukaan bulan terhalang oleh bumi. Perubahan yang terlihat dari bumi yakni cahaya bulan menjadi berkurang.
Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Rhorom Priyatikanto, menjelaskan suhu permukaan bulan akan turun beberapa derajat saja.
"Penurunan suhu muka bulan saat gerhana yang berlangsung sejam, tidak terlalu ekstrem. Mungkin temperatur muka bulan hanya turun belasan derajat celsius, bergantung pada karakter tanahnya," jelas Rhorom kepada VIVA, Selasa 30 Januari 2018.
Baca juga:
Tips Motret Gerhana Bulan Total Pakai Smartphone
Infografik: Cara Asyik Nonton Gerhana Bulan Total
Sebagai perbandingan, dia menuturkan, saat kondisi normal, temperatur permukaan bulan saat siang 100 derajat celsius dan pada malam hari -173 derajat celsius. Untuk siang dan malam di bulan berganti setiap 27,3 hari.
Perubahan suhu pada muka bulan itu bisa dimanfaatkan untuk penelitian permukaan satelit bumi tersebut, misalnya meneliti detail wajah bulan.
"Laju perubahan temperatur memang berkaitan dengan kapasitas kalori suatu material. Maka pengukuran temperatur dapat digunakan untuk karakterisasi muka bulan," katanya.
Kajian perubahan temperatur di permukaan bulan nantinya bakal berharga saat manusia sudah mampu berkoloni di bulan. Dengan data perubahan suhu tersebut, menjadi bekal bagi koloni.
Penurunan Temperatur
Menurut pengamat Astronomi Langit Selatan, Avivah Yamani, saat bulan terkena cahaya matahari tentunya akan menyebabkan permukaan Bulan panas. Ketika bulan masuk dalam bayangan bumi perlahan cahaya itu hilang karena dihalangi Bumi.
Alhasil, terjadi penurunan temperatur pada permukaan Bulan beberapa jam. Kejadian ini, ia menuturkan, juga bisa menjadi bahan penelitian di permukaan bulan.
"Penelitiannya itu untuk melihat perubahan bulan saat terjadi pendinginan. Dengan demikian mereka bisa mempelajari karakteristik campuran tanah yang menutupi permukaan bulan," jelas Avivah.
Avivah merinci proses awal hingga akhir Gerhana Bulan Total 31 Januari 2018, seperti dikutip dalam tulisannya di laman LangitSelatan:
Waktu Indonesia Bagian Barat
Awal Gerhana Penumbral | 17:51:15 WIB |
Awal Gerhana Sebagian | 18:48:27 WIB |
Awal Gerhana Total | 19:51:47 WIB |
Puncak Gerhana | 20:31:00 WIB |
Akhir Gerhana Total | 21:07:51 WIB |
Akhir Gerhana Sebagian | 22:11:11 WIB |
Akhir Gerhana Penumbral | 23:08:27 WIB |
Waktu Indonesia Bagian Tengah
Awal Gerhana Penumbral | 18:51:15 WITA |
Awal Gerhana Sebagian | 19:48:27 WITA |
Awal Gerhana Total | 20:51:47 WITA |
Puncak Gerhana | 21:31:00 WITA |
Akhir Gerhana Total | 22:07:51 WITA |
Akhir Gerhana Sebagian | 23:11:11 WITA |
Akhir Gerhana Penumbral | 00:08:27 WITA – 1 Februari 2018 |
Waktu Indonesia Bagian Timur
Awal Gerhana Penumbral | 19:51:15 WIT |
Awal Gerhana Sebagian | 20:48:27 WIT |
Awal Gerhana Total | 21:51:47 WIT |
Puncak Gerhana | 22:31:00 WIT |
Akhir Gerhana Total | 23:07:51 WIT |
Akhir Gerhana Sebagian | 00:11:11 WIT – 1 Februari 2018 |
Akhir Gerhana Penumbral | 01:08:27 WIT |
(ren)