Gerhana Bulan, BMKG Soroti Pesisir Jawa dan Selat Karimata
Jumat, 26 Januari 2018 - 11:40 WIB
VIVA – Datangnya Gerhana Bulan Total pada akhir Januari bersamaan dengan bulan pada jarak terdekat atau Supermoon, bakal berdampak pada pasang surut air laut.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin menuturkan, purnama dan bulan baru memang menyebabkan pasang maksimum air laut. Sebab saat purnama, gravitasi bulan diperkuat matahari.
Dia menjelaskan pada saat gerhana, efek gravitasi bulan bertambah lantaran matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis.
"Untuk 31 Januari efeknya lebih kuat lagi, karena selain gerhana, bulan juga pada posisi terdekat (Supermoon)," jelas Thomas kepada VIVA, Kamis malam 25 Januari 2018.
Terkait dampak gravitasi bulan, dalam kondisi normal atau purnama, pasang maksimum hanya berdampak pada limpasan air laut menjadi banjir pasang.
Dalam momen seperti ini, menurut profesor riset LAPAN itu, kondisi yang perlu diwaspadai saat terjadi cuaca buruk di laut, sebab menimbulkan gelombang tinggi yang akhirnya memunculkan banjir rob ke daratan.
"Dampak lainnya kalau terjadi banjir akibat hujan lebat di daratan, banjir akan lama surutnya karena dampak pasang maksimum tersebut," jelasnya.
Pesisir selatan Jawa dan Selat Karimata
Soal pasang maksimum, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengatakan, dampak gerhana bulan nanti kemungkinan air laut pasang yang tertinggi terjadi di daerah Cilacap.
Peneliti Cuaca dan Iklim Maritim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Siswanto menjelaskan, kemungkinan daerah di Jawa Tengah itu akan mengalami pasang setinggi 160-170 cm.
"Umumnya di pesisir selatan Jawa pasang naik lebih tinggi karena berhadapan dengan samudera luas. Demikian juga untuk daerah di sekitar Selat Karimata yang memiliki dasar laut lebih dalam dari pesisir Jawa. Umumnya pasang surutnya lebih tinggi," jelas Siswanto.
Soal banjir rob atau air laut pasang, Siswanto mengatakan, pada gerhana yang bertepatan dengan Supermoon kali ini pengaruhnya lebih kecil dibanding saat Supermoon pada 2-4 Januari 2018.
Dia menjelaskan, Supermoon pada pekan pertama 2018 lalu, jarak bulan lebih dekat 2428 kilometer dari bumi dibanding Supermoon akhir Januari ini, yang jarak terdekatnya (perigee) 358.993 kilometer dari bumi.
Pada Supermoon 2-4 Januari, beberapa wilayah di Indonesia terdampak banjir rob, termasuk di Muara Angke, Jakarta Utara. Saat itu pasang air laut maksimum di Jakarta Utara sekitar 90 cm.
"Pada Supermoon kali ini, karena jarak lebih jauh sekitar 2000 kilometer, menyebabkan dampak tarikan gravitasi bulan terhadap pasang air laut sedikit lebih rendah. Jakarta utara diprediksikan pasang surut berkisar 80 cm," jelas Siswanto.
Sementara itu, pengamat astronomi di LangitSelatan, Avivah Yamani merinci proses awal hingga akhir Gerhana Bulan Total 31 Januari 2018, seperti dikutip dalam tulisannya di laman LangitSelatan:
Waktu Indonesia Bagian Barat
Awal Gerhana Penumbral |
17:51:15 WIB |
Awal Gerhana Sebagian |
18:48:27 WIB |
Awal Gerhana Total |
19:51:47 WIB |
Puncak Gerhana |
20:31:00 WIB |
Akhir Gerhana Total |
21:07:51 WIB |
Akhir Gerhana Sebagian |
22:11:11 WIB |
Akhir Gerhana Penumbral |
23:08:27 WIB |
Waktu Indonesia Bagian Tengah
Awal Gerhana Penumbral |
18:51:15 WITA |
Awal Gerhana Sebagian |
19:48:27 WITA |
Awal Gerhana Total |
20:51:47 WITA |
Puncak Gerhana |
21:31:00 WITA |
Akhir Gerhana Total |
22:07:51 WITA |
Akhir Gerhana Sebagian |
23:11:11 WITA |
Akhir Gerhana Penumbral |
00:08:27 WITA – 1 Februari 2018 |
Waktu Indonesia Bagian Timur
Awal Gerhana Penumbral |
19:51:15 WIT |
Awal Gerhana Sebagian |
20:48:27 WIT |
Awal Gerhana Total |
21:51:47 WIT |
Puncak Gerhana |
22:31:00 WIT |
Akhir Gerhana Total |
23:07:51 WIT |
Akhir Gerhana Sebagian |
00:11:11 WIT – 1 Februari 2018 |
Akhir Gerhana Penumbral |
01:08:27 WIT |