6 Dukungan Suara 'Aneh' dalam Voting Ballon d'Or
- REUTERS/Ruben Sprich
VIVA.co.id - Lionel Messi untuk kali kelima sukses merengkuh trofi Ballon d'Or, piala untuk pemain terbaik di dunia. Bintang Barcelona itu sukses mengungguli dua pesaingnya, Cristiano Ronaldo dan Neymar.
Dalam voting yang diikuti 207 perwakilan negara anggota FIFA, dari pelatih, kapten timnas serta utusan jurnalis, La Pulga sukses mengumpulkan 41,33 persen suara. Sementara dua rivalnya, Ronaldo mendapat 27,76 persen dan Neymar 7,86 persen suara.
FIFA sudah mengumumkan tiga pemain besar itu sebagai kandidat utama pemenang sejak Oktober 2015 silam. Tapi dalam voting, tetap saja ada beberapa pemegang suara yang sedikit melenceng dengan memilih nama pemain lain.
Berikut ini adalah 5 pemegang hak suara,atau voters yang pilihan mereka dianggap paling aneh:
1. Pelatih timnas Pakistan - Mohammad Al Shamlan
Entah apa alasan pria satu ini memasukan nama Arjen Robben di posisi teratas. Padahal kita tahu musim lalu 'si manusia kaca' tidak miliki kontribusi apalagi prestasi mencolok.
179 hari lamanya dia dihantam cedera dan Robben harus absen dalam 29 laga bersama Bayern. Jadi satu-satunya penyebab Shamlan memilih mantan pemain Chelsea diyakini hanya karena fanatisme buta semata.
Untuk pelatih, meski agak melenceng pilihan Shamlan masih masuk akal. Dia menuliskan nama Jose Mourinho, Luis Enrique dan Arsene Wenger.
2. Timnas Wales dan Belgia
Pelatih serta Kapten timnas Wales dan Belgia menjunjung tinggi nasionalisme. Tanpa malu-malu mereka kompak mendukung pemain asal negaranya masing-masing untuk mengalahkan tiga kandidat kuat peraih Ballon d'Or.
Wales diwakili kapten Ashley Williams dan pelatih Chris Coleman memilih Gareth Bale. Hal yang agak ganjil, karena selain tak masuk daftar tiga besar, performa pemain Real Madrid itu juga jauh dari memuaskan musim kemarin.
Tengok saja, Bale sama sekali tak mampu memberikan trofi bagi Los Blancos musim kemarin. Mungkin satu-satunya pencapaian yang bisa dibanggakan hanya keberhasilannya memimpin Wales lolos ke Piala Eropa 2016.
Hal yang sama juga dilakukan Vincent Kompany dan Marc Wilmots. Mereka sama-sama menunjuk dua pemain Belgia, Eden Hazard serra Kevin De Bruyne sebagai pemenang.
3. Pelatih India dan kapten Vanuatu
Stephen Constantine menggunakan hak suara sebagai pelatih India. Tapi sayang, pilihan pemain terbaiknya jauh di luar dugaan. Dari tiga calon, semuanya tidak ada yang masuk daftar tiga besar.
Dia memilih Alexis Sanchez di posisi pertama, lalu Manuel Neuer dan terakhir Sergio Aguero.
Hal yang sama dilakukan kapten Vatnuatu, Fenedy Masauvakalo. Dia memilih Paul Pogba, Thomas Mueller dan Sanchez.
Jejak keduany juga diikuti kapten Kaledonia Baru, Jean Brice Wadriako yang memilih Andres Iniesta, Zlatan Ibrahimovic dan Karim Benzema.
4. Negara-negara pencinta Yaya Toure
Statusnya sebagai pemain terbaik Afrika baru saja direbut Pierre Aubameyang, tapi kharisma Yaya Toure belum luntur di benua hitam. Buktinya dalam daftar pemain terbaik dunia dia menempati posisi 12.
18 pemiliki suara memberikan dukungan kepada Toure, 15 di antaranya dai Afrika.
Bahkan yang unik, ada tiga negara yang menempatkan Toure di urutan teratas. Yakni kapten Kamerun, Stephan Mbia, pelatih Senegal , Aliou Cisse dan pelatih Malaysia, Ong Kim Swee.
Lucunya, malah rekan sekaligus kapten Toure di timnas Pantai Gading, Gervinho malah sama sekali tak memilihnya. Pemain berambut 'unik' itu mencantum Messi, Ronaldo dan Hazard sebagai pemain pilihannya.
5. Fans Javier Mascherano
Pada 2014, pelatih timnas Inggris dianggap aneh karena memilih Javier Mascherano sebagai pemain terbaik. Dan ternyata langkah tersebut kini diikuti empat pemilik suaras sekaligus.
Mereka adalah pelatih serta kapten timnas Guatemala, Ivan Franco Sopegno dan Humberto Carlos Ruiz.
Dua orang lainnya yang juga memberikan suara sama adalah kapten Mauritania, Oumar N'Diaye serta kapten Norwegia, Per Ciljan Skjelbred.
Tahun ini Mascherano berhasil menduduki peringkat 14 dalam ranking pemain terbaik FIFA.
6. Italia
Italia memutuskan melakukan boikot terhadap Ballon d'Or 2015. Mereka kecewa karena kapten serta kiper andalan, Gianluigi Buffon sama sekali tak masuk dalam daftar 59 besar kandidat.
Agak aneh memang mengingat musim kemarin Buffon bermain cemerlang bersama Juventus. Dia nyaris membawa 'Si Nyonya Tua' merengkuh treble winners, jika pada laga final Liga Champions tidak kalah 1-3 dari Barcelona.
Uniknya, Buffon sendiri yang memiliki hak suara dalam Ballon d'Or. Sedangkan untuk pelatih dipegang oleh Antonio Conte.
Buffon bukan satu-satunya kapten sekaligus kiper timnas yang tidak memberikan suara. Iker Casillas dan Claudio Bravo juga tidak melalukannya. Cuma alasan mereka karena keterlambatan dokumen, bukan aksi boikot. (ren)