5 Pemain Besar yang Melempem Saat Diduetkan

Steven Gerrard (kiri) memberi ban kapten ke Frank Lampard
Sumber :
  • REUTERS/Darren Staples
VIVA.co.id - Banyaknya nama besar dalam sebuah tim tak menjamin sukses. Buktinya ada sejumlah kasus di mana kehadiran para pemain bintang justru membuat permainan tim rusak.

Bukan cuma itu, ada juga pemain top yang diprediksi akan semakin membuat tim bersinar ketika dipasangkan dengan punggawa hebat lain, namun pada akhirnya malah melempem di atas lapangan. Berikut ini 5 contohnya:

1. Frank Lampard dan Steven Gerrard
Pada pertengahan 2000-an, dua nama ini disebut-sebut sebagai gelandang terbaik yang ada di Premier League. Publik Inggris pun menaruh harapan penuh kepada mereka untuk membuat Timnas tampil luar biasa.

Rasanya duet mereka di lapangan tengah akan mampu mendongkrak performa tim, atau paling tidak membuat setiap lawan gentar. Tapi, faktanya tidak demikian.


Duet Lampard-Gerrard gagal total. Keduanya selalu bermain buruk saat dipasangkan. Malah sebaliknya, jika mereka dipercaya tampil masing-masing, performa The Three Lions kala itu malah jauh lebih baik.




2. Francesco Totti dan Alessandro Del Piero

Yang satu adalah Pangeran Roma sedangkan satu lagi ialah Pangeran Turin. Keduanya sama-sama tajam dan menjadi andalan di klubnya, AS Roma, serta Juventus.


Pada 2002 lalu, kedua pemain ini menjadi harapan publik Italia agar timnas mereka bisa meraih kejayaan. Banyak yang membayangkan bagaimana ganasnya duet Totti-Del Piero ketika turun bersama buat Azzurri.


Tapi, yang terjadi malah sebaliknya. Mereka tampil buruk ketika dipasangkan. Pelatih Cesare Maldini melihat Totti dan Del Piero adalah pemain dengan tipikal mirip sehingga mereka tak bisa saling melengkapi.




3. Miroslav Klose dan Mario Gomez

Keduanya adalah bomber tajam Jerman. Klose sebagai senior diharapkan bisa menjadi mentor bagi Gomez ketika diduetkan pada pagelaran Piala Eropa 2008 silam.


Sayangnya, keputusan yang diambil pelatih Joachim Loew salah besar. Ternyata pemain yang sama-sama pernah merengkuh gelar top scorer Bundesliga itu tak cocok sama sekali ketika dipasangkan.


Gomez gagal mencetak gol saat ditandemkan dengan Klose. Sejak itu pula, Loew mengambil keputusan untuk memakai satu penyerang saja di lini depan Der Panzer.




4. Lionel Messi dan Zlatan Ibrahimovic

Siapa yang tak kenal dan paham dengan kehebatan dua nama ini? Messi adalah penyerang papan atas, begitu juga dengan Ibra yang sudah paham benar bagaimana caranya mengoyak jala gawang lawan.


Tak aneh bila sebelum 2009 lalu, banyak orang berpikir sebuah tim akan berlimpah gol jika memiliki duet Messi-Ibra di lini depan.


Namun, kenyataannya tidak demikian. Pada 2009, Ibra hengkang ke Barcelona dari Inter Milan. Di sana, dia bertemu Messi. Tapi, penampilan pemain asal Swedia tersebut malah jauh dari kata memuaskan. Jangankan mencetak banyak gol, dia malah jarang mendapatkan kesempatan bermain dari pelatih Pep Guardiola kala itu.




5. Zinedine Zidane-Thierry Henry

Dua pemain ini sama-sama menggila pada era 2000-an. Sayangnya, mereka tak pernah cocok ketika diduetkan.


Pada 1999, mereka pernah bersama di Juventus. Kala itu, Zidane sudah meraih label pemain terbaik dunia. Sementara karier Henry baru menanjak. Di bawah asuhan pelatih Carlo Ancelotti, keduanya diminta bahu-membahu, tapi ujung-ujungnya performa mereka tak maksimal.


Kemudian Henry hengkang ke Arsenal. Di sana, dia melesat sebagai penyerang papan atas. Sedangkan Zidane semakin jago hingga mendapat julukan maestro lapangan hijau.


Pada 2006, mereka berhasil membawa Prancis ke final Piala Dunia di Jerman. Tapi, faktanya, kerjasama Zidane dan Henry tak begitu mulus. Terbukti hanya satu gol-assist yang diciptakan keduanya sepanjang turnamen itu. (one)