Kejutan, Ada Galaksi Hantu Seukuran Bima Sakti

Galaksi 'hantu' Dragonfly 44
Sumber :
  • www.stuff.com

VIVA.co.id – Tim astronom dan pakar fisika internasional mengumumkan telah menemukan galaksi 'hantu' yang ukurannya sama dengan Galaksi Bima Sakti. Galaksi hantu itu dinamai Dragonfly 44. Galaksi ini dilabeli galaksi ‘hantu’ sebab, galaksi tersebut 99,9 persen terbuat dari materi gelap.

Dalam kajian astronomi, materi gelap merupakan materi yang tak dapat dideteksi dari radiasi yang datang ke materi tersebut. Meski tak terdeteksi dengan radiasi, tapi kehadirannya bisa dibuktikan dari efek gravitasi materi seperti bintang dan galaksi. Selama ini materi gelap diyakini telah berkontribusi sekitar 27 persen dalam kehadiran alam semesta.

Dikutip dari Stuff, Senin 29 Agustus 2016, tim ilmuwan menyebutkan mereka tak sengaja menemukan galaksi ‘hantu’ itu saat mengamati dengan menggunakan rangkaian teleskop di Hawaii, Amerika Serikat.

Astronom mengukur massa galaksi tersebut dan menggunakan teleskop di Hawaii, termasuk teleskop terbesar AS di fasilitas pengamatan Keck Observatory.

Dengan fasilitas itu, peneliti mengambil gambar galaksi ‘hantu’ dan bintang di sekeliling inti galaksi tersebut. Tim ilmuwan itu juga mempelajari gerakan bintang galaksi ‘hantu’ untuk menentukan jumlah materi gelap.

Tim ilmuwan mengatakan, mereka sempat kesulitan untuk menemukan galaksi ‘hantu’ tersebut, sebab galaksi itu selama ini tersembunyi di Coma Cluster, rumah bagi ribuan galaksi. Coma Cluster berjarak 300 juta tahun cahaya dari Bumi dan berisi ribuan galaksi, di antaranya galaksi redup dengan beberapa bintang.

Tim ilmuwan menemukan Galaksi Dragonfly 44 saat meneliti daerah dan langit dekat Coma Cluster dan mereka menyadari ada sesuatu yang lain terjadi.

Peneliti mengaku mereka tak menyadari adanya galaksi hantu seukuran Bima Sakti, sebab galaksi hantu itu tampak memberikan pancaran redup. Ilmuwan mengatakan, saat itu, galaksi ‘hantu’ tampak berupa 'gumpalan redup' karena mengandung beberapa bintang dan hanya memancarkan satu persen dari cahaya yang dihasilkan Galaksi Bima Sakti.

"Ini berdampak besar bagi studi materi gelap. Ini akan membantu menemukan objek yang nyaris seluruhnya terbuat dari materi gelap," kata ilmuwan astronom Yale University, AS, Pieter van Dokkum.

Dokkum mengatakan, selama ini kendala untuk menemukan objek dari materi gelap adalah adanya bintang dan semua yang dimiliki oleh sebuah galaksi. Selain itu, kendala menemukan galaksi materi gelap karena studi atas galaksi saat ini masih sangat kecil.

"Penemuan ini membuka semua kelas objek masif baru dari yang kita pelajari," ujar Dokkum.

Ilmuwan menceritakan, ada kekhasan dari galaksi hantu itu. Bintang-bintang pada galaksi ‘hantu’ itu tak peduli dengan pembentukan materi gelap. Selain itu bintang pada galaksi hantu itu bergerak sangat cepat. Tapi dengan memanfaatkan fasilitas pengamatan Keck Onservatory, ilmuwan bisa menemukan lebih banyak massa yang diindikasikan dari gerakan bintang-bintang tersebut.

Dari informasi gerak bintang di galaksi hantu itu, ilmuwan memperkirakan bobot galaksi itu sekitar tiga triliun kali dari massa Matahari, atau setara dengan massa Galaksi Bima Sakti.

Salah satu penulis dalam studi tersebut, Roberto Abraham mengatakan, penemuan galaksi hantu itu melahirkan banyak pertanyaan dibandingkan jawaban. Salah satu pertanyaan penting yakni ilmuwan belum tahu bagaimana galaksi seperti Gragonfly 44 bisa terbentuk.

Abraham yang merupakan peneliti dari University of Toronto, AS, mengatakan data penemuan galaksi ‘hantu’ itu masih tergolong relatif dalam kluster galaksi yang sangat padu.

"Itu mungkin petunjuk penting. Tapi saat ini kita hanya bisa menebak saja,"ujar Abraham.

Temuan galaksi ‘hantu’ itu bukan temuan galaksi materi gelap yang terdeteksi pertama kali. Namun temuan galaksi ‘hantu’ itu merupakan temuan galaksi materi gelap pertama kali yang mampu diperkirakan ukurannya. Sebelumnya, temuan materi gelap yang terdeteksi hanyalah galaksi kerdil dan kecil.