Populisme yang Terlupakan

Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Kampanye pemilihan presiden-wakil presiden kian semarak. Janji-janji diumbar. Semua calon berlomba-lomba mengunjungi pasar rakyat. Petani dan nelayan dirangkul dan diimingi janji-janji muluk. Penduduk miskin akan terus dikucurkan BLT (bantuan langsung tunai) dan Raskin (beras untuk orang miskin). Untuk menunjukkan komitmen kuat pada rakyat kecil, para calon berjanji akan membuat murah harga sembako, salurkan KUR (kredit usaha rakyat), kredit untuk UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), dan subsidi untuk petani.

Para calon juga menjanjikan sederet kebijakan di bidang kesehatan dan pendidikan. Ada Askeskin, obat murah dan akses terhadap pendidikan gratis. Tak lupa pula janji untuk lebih banyak membangun perumahan untuk rakyat.

Di tengah hiruk-pikuk kampanye sarat janji tersebut, kita belum pernah mendengar langkah ataupun komitmen untuk menerapkan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Padahal, kita sudah punya Undang-undang SJSN yang ditandatangani Presiden pada tahun 2004. Kala itu yang menjabat sebagai presiden adalah Megawati Soekarnoputri, Menko Kesra adalah Jusuf Kalla, dan Menteri Keuangan adalah Boediono.

Ketiga kubu atau pasangan calon sepatutnya mengetahui dan bahkan menyadari akan keberadaan undang-undang ini. Undang-undang SJSN mengamanatkan pemerintah untuk menghadirkan dan memberlakukan SJSN paling lambat tahun 2009.

Kehadiran SJSN sebetulnya merupakan momentum sangat strategis untuk mengintegrasikan berbagai macam program ad hoc yang telah ada. Jika dikembangkan terus, SJSN tidak hanya mencakup orang miskin dan pekerja, melainkan juga untuk petani dan nelayan. Sehingga, SJSN bisa berfungsi sebagai jaring-jaring pengaman pasar dan sosial, sebagai perwujudan dari pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945.

Ayo kita tagih komitmen dan keseriusan mereka untuk menegakkan salah satu pilar dari perwujudan keadilan sosial dan sistem ekonomi pasar sosial yang kita dambakan.

* Faisal Basri adalah ekonom dari Universitas Indonesia. Blog ini dapat disimak di faisalbasri.kompasiana.com.