Kepala Bappenas: Banyak Investor Tanyakan Proyek Ibu Kota Negara Baru

Lokasi Kecamatan Sepaku di Kabupaten Penajam Paser Utara. Sepaku dan Samboja, Kutai Kartanegara, akan menjadi lokasi ibu kota baru Indonesia.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Pemerintah kembali memastikan proyek Ibu Kota Negara (IKN) baru yang akan dibangun di wilayah Kalimantan Timur, akan tetap berlanjut, meski wabah virus Corona (Covid-19) masih terjadi di Indonesia. Kondisi itu karena didukung pemulihan ekonomi di Indonesia.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengatakan, dari sisi arus modal asing misalnya, terus masuk ke Indonesia beberapa waktu terakhir. Di antaranya tergambar dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia yang kembali menghijau.

"Kemarin kan (IHSG) di bawah 5.000, mendekati 4.000, sekarang sudah recovery luar biasa. Artinya banyak modal luar yang mencari tingkat produktivitas terhadap modal yang dipakai," kata Suharso dalam sebuah diskusi daring, Selasa, 9 Juni 2020.

Menurut Suharso, dari kondisi tersebut, masih tersedia dana yang cukup besar. "Yang mencari titik untuk melakukan kapasitas investasinya," ujar dia.

Situasi itu, dia melanjutkan, menjadi pertanda bahwa Indonesia masih menjadi negara yang diminati untuk berinvestasi. Karena itu, menurut Suharso, banyak pemodal yang menanyakan proyek-proyek apalagi yang bisa diinvestasikan oleh mereka di luar proyek-proyek strategis nasional, termasuk IKN.

Masih banyaknya minat dari investor itu, menurut dia, menunjukkan juga bahwa Indonesia negara tujuan investasi. "Maka mereka tanya, apalagi direct investment. Nah, selain PSN, kereta cepat Jakarta-Bandung, Jakarta-Surabaya yang supercepat bisa dicapai dalam lima jam dan seterusnya, itu akan tetap kita lakukan," tutur Suharso.

Khusus IKN, Suharso melanjutkan, banyak yang menanyakan kepadanya kapan proyek itu bisa segera dimulai. Suharso mengatakan bahwa hingga saat ini pemerintah masih berusaha menyelesaikan rencana utama atau masterplan proyek tersebut. Apalagi, proyek itu dipastikannya tidak akan bergantung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dengan begitu, dia menganggap, akan banyak investor yang semakin tertarik menanamkan modalnya di Indonesia. Terlebih lagi, IKN akan memberikan efek ekonomi yang berantai terhadap banyak sektor usaha, selain akan membutuhkan banyak tenaga kerja, sehingga membuka peluang pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia.

"Ini luar biasa, efek berantai dan perputaran ekonominya akan luar biasa dan akan menumbuhkan misalnya Samarinda dan Balikpapan menjadi pusat-pusat bisnis atau pabrik, dan kita bisa mendorong jadi pusat pertumbuhan baru tanpa kemudian kita memindahkan seluruh aktivitas ekonomi di Jakarta ke sana," tutur dia.