Eks Ketum PSSI Nurdin Halid: Kalau STY Tidak Segera Diganti akan Berbahaya!

Shin Tae Yong, Timnas Indonesia vs Australia di Kualifikasi Piala Dunia
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA – Mantan Ketua Umum (Ketum) PSSI, Nurdin Halid, memberikan pandangannya terkait pergantian pelatih Timnas Indonesia dari Shin Tae-yong (STY) ke Patrick Kluivert.

Menurut Nurdin, keputusan yang diambil Erick Thohir ini merupakan langkah yang tepat untuk menyelesaikan dinamika internal di Timnas. Ia menegaskan bahwa ketidakcocokan antara pelatih dan pemain dapat membahayakan performa tim secara keseluruhan.

Sebelum itu, Nurdin lebih dulu menjelaskan bahwa, dalam manajemen sepakbola, ada dua aspek utama yang saling berkaitan, yaitu teknis dan non-teknis. Aspek teknis meliputi strategi, formasi, dan taktik yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab pelatih.

Mantan Ketua Umum (Ketum) PSSI, Nurdin Halid

Photo :
  • YouTube/tvOne

Adapun, dinamika yang terjadi di ruang ganti Timnas Indonesia merupakan faktor non-teknis. Ketika pemain tidak lagi sejalan dengan strategi yang diterapkan pelatih, hal ini berpotensi membahayakan prospek tim di masa depan.

“Oleh karena itu ketika ada dinamika, yang sudah dijelaskan oleh pak Erick Thohir, bahwa ada dinamika yang tinggi, dalam situasi yang dimaksud adalah adanya protes dari pemain, mempersoalkan taktik dan strategi. Nah, itu mungkin mereka tidak cocok dengan STY,” ujar Nurdin dalam Dua Sisi tvOne, dilihat VIVA Jumat, 10 Januari 2025.

“Oleh karena itu, ketika ada dinamika di ruang ganti, ini masuknya non-teknis yang harus diselesaikan. Salah satu penyelesaiannya adalah mengganti pelatih, karena kalau pemain sudah tidak mengikuti pelatih, maka itu akan membahayakan tim. Kenapa? Kalau pemain tidak cocok dengan strategi dia tidak akan bermain maksimal,” jelasnya.

Lebih lanjut, dengan bergabungnya Kluivert ke dalam Skuad Garuda, Nurdin yakin mantan striker Timnas Belanda itu dapat menerapkan strategi yang disukai mayoritas pemain naturalisasi.

Dia menyampaikan selama melatih Timnas Indonesia, STY kerap mengandalkan filosofi speed and power, sebuah pendekatan yang sangat sukses ia terapkan ketika melatih Timnas Korea Selatan.

Namun, pendekatan ini dinilai kurang efektif di Skuad Garuda, khususnya karena mayoritas pemain Timnas Indonesia saat ini adalah pemain naturalisasi dari Belanda, yang memiliki latar belakang filosofi total football.

Patrick Kluivert

Photo :
  • AP Photo/Peter Dejong

“Dalam kultur sepakbola, gaya kepelatihan Shin Tae-yong tidak cocok dengan kondisi karakter pemain Timnas Indonesia saat ini, di mana 80 persen itu pemain naturalisasi yang darah dagingnya sudah melekat total football yang diperkenalkan oleh Johan Cruijff,” kata dia.

Dia menegaskan, hal terpenting dalam sepakbola adalah komunikasi antara pelatih dan pemain. Faktor tersebut ia nilai tidak dimiliki STY. Menurutnya, track record yang gemilang tidak selalu menjadi jaminan keberhasilan.

“Melihat seorang pelatih jangan hanya lihat track record-nya. Contoh, dalam putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 ini sudah tiga pelatih dipecat, pelatih China, Bahrain, terakhir Arab Saudi, Roberto Mancini, kurang apa Mancini dari sisi track record, teknis maupun non-teknis?” tandasnya.