Syakir Sulaiman, Pernah Mengadu Nasib di Klub Jepang dan Timnas Kini Mendekam di Penjara karena...

Pemain Bali United, Syakir Sulaiman
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bobby Andalan

VIVA – Syakir Sulaiman pernah menjadi salah satu pemain muda potensial pada masanya. Pernah mengadu nasib di klub Jepang dan membela Timnas, kini dia harus mendekam di tahanan.

Syakir diamankan di rumahnya yang berlokasi  di Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Penangkapan ini dilakukan atas dugaan keterlibatan dalam peredaran obat keras tertentu (OKT) jenis hexymer dan tramadol.

Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto di Cianjur mengatakan, saat ditangkap pemain yang kini membela Aceh United itu tidak melakukan perlawanan. 

"Kami langsung melakukan pendalaman dan menyebar anggota untuk melakukan penangkapan terhadap pelaku yang sudah tinggal di Cianjur sejak beberapa tahun terakhir, tidak ada perlawanan saat ditangkap dan pelaku dibawa ke Polres Cianjur," kata Tono, dilansir Antara. 

Atas perbuatannya Syakir dijerat pasal 35 Jo pasal 435 ayat 2 Undang-undang RI Nomer 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dengan ancaman hukuman kurungan penjara maksimal 15 tahun.

Syakir memulai karier sepakbolanya pada 2010 saat membela PSSB Bireun. Semusim di PSSB, pemain berposisi gelandang serang ini dipinang Persiraja.

Selama dua tahun di Persiraja, Syakir dikontrak Persiba Balikpapan pada musim 2012/2013. Penampilannya apiknya membuat ia dipanggil ke Timnas Indonesia U-23.

Sebelum membela Garuda Muda, Syakir sempat menjalani masa percobaan atau trial di klub Jepang, Venfort Kofu. Sayangnya Syakir gagal memenuhi ekspektasi klub.

Syakir dipanggil ke imnas Indonesia U-23 pada 2014 untuk persiapan Asian Games 2014 di Korea Selatan. Pelatih Timnas U-23 yang saat itu memanggil Syakir adalah Aji Santoso.
 
Nama Syakir pun makin dikenal. Ia lantas membela Sriwijaya FC (2014), Bali United (2015), dan akhirnya kembali ke Aceh United pada 2018.

Syakir tercatat sebagai pemain profesional hingga akhir 2019. Saat pandemi Covid-19 pada 2020, Syakir tak memiliki klub lagi.

Setelah tak memiliki klub, Syakir sejatinya masih aktif bermain bola. Ia ambil bagian dalam sejumlah turnamen antar kampung (tarkam) juga sepak bola gembira di daerahnya.