DPR Harap Kevin Diks Jadi Pemain Terakhir yang Dinaturalisasi PSSI: Kita Banyak Atlet Lokal

Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah
Sumber :
  • TVR Parlemen

Jakarta, VIVA – Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah berharap bek FC Copenhagen, Kevin Diks menjadi pemain keturunan terakhir yang dinaturalisasi untuk membela Timnas Indonesia.

Hal itu disampaikan Anita dalam raker bersama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) di Senayan, Jakarta pada Senin, 4 November 2024.

“Untuk Kemenpora dan PSSI kami berharap sebagai wakil dari seluruh rakyat Indonesia, semoga ini (naturalisasi Kevin Diks) yang terakhir,” ujar Anita, dilihat melalui YouTube TVR Parlemen, Selasa, 5 November 2024.

Bek FC Copenhagen, Kevin Diks calon pemain naturalisasi Timnas Indonesia

Photo :
  • Instagram/kevindiks2

Wakil rakyat Fraksi Partai Demokrat itu menyayangkan mengapa pemerintah terus memanggil pemain keturunan dari luar, padahal di Indonesia banyak atlet sepakbola berprestasi.

“Kita tidak miskin atlet, siapa bilang kita miskin, kita banyak atlet. Kenapa kita harus ambil dari luar terus?” kata dia.

“Pertanyaan saya, kenapa kita terus mengambil dari luar? Bukan sekali, ini sudah beberapa kali, perlu dipertanyakan dan perlu menjadi perhatian kita semua di Komisi X,” sambungnya.

Menurut Anita, sejumlah kegagalan yang dialami Timnas Indonesia di berbagai kompetisi merupakan teguran dari tuhan. Sebab, kata dia, pemerintah tidak pernah memperhatikan atlet lokal.

“Saya dari Nusa Tenggara Timur (NTT) provinsi tertinggal, terbelakang, tetapi di sana gudang atlet. Kalau hanya misalnya lari, tinju, sepakbola, saya rasa pasti kita punya banyak atlet di Indonesia,” ungkapnya.

“Ambil atlet-atlet dari daerah 3T, memang mereka miskin tapi mereka punya fisik dan mental yang kuat, karena apa? Sudah terlatih dengan hidup yang berat,” sambung Anita.

Terakhir, Anita berpesan kepada Menpora, Dito Ariotedjo dan Sekjen PSSI, Yunus Nusi agar lebih memperhatikan atlet lokal. Dia meminta atlet Indonesia mendapat fasilitas pelatihan serupa dengan atlet di luar negeri.

“Kalau kita bisa membanggakan Indonesia dengan anak-anak kita sendiri, kenapa kita mesti ambil dari luar.” Pungkasnya.