8 Pemenang Ballon d'Or yang Sukses & Gagal Jadi Pelatih
Kamis, 14 Januari 2016 - 00:20 WIB
Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id - Real Madrid memecat Rafael Benitez dan menunjuk Zinedine Zidane sebagai pengganti. Mantan bintang timnas Prancis itu akhirnya bergabung dengan kelompok elite, para pemenang Ballon d'Or yang menjadi pelatih setelah pensiun sebagai pemain.
Dilansir dari Marca
pada Rabu, 13 Januari 2016, ada enam figur lain yang mendahului Zidane. Pertama adalah Franz Beckenbauer, yang meraih Ballon d'Or pada 1972 dan 1976, kemudian menjadi pelatih timnas Jerman pada 1984.
Dia gagal di final melawan Argentina pada Piala Dunia 1986 di Meksiko. Lalu, 4 tahun kemudian, Franz memimpin Jerman untuk meraih Piala Dunia ketiga di Italia pada 1990. Dia pensiun melatih setelah menangani Marseille dan Bayern Munich.
Luiz Suarez memperoleh Ballon d'Or pada 1960. Karir pelatihnya dimulai dari akademi Genoa, sebelum menangani Inter Milan pada 1974. Dia pindah ke Cagliari, sebelum menangani timnas U-21 Spanyol yang memenangkan Piala Eropa 1986.
4 tahun kemudian Suarez dipercaya menangani tim senior La Roja, lalu kembali ke Inter Milan dan gagal.
Marco van Basten
***
Berikutnya adalah pemain legendaris Belanda Marco van Basten, peraih tiga Ballon d'Or pada 1988, 1989 dan 1992.
Setelah mendapat pengalaman dengan Ajax B, Van Basten ditunjuk menjadi bos timnas Belanda. Setelah lolos kualifikasi Piala Dunia Jerman 2006 dan Piala Eropa 2008, dia memutuskan mundur dan menangani sejumlah klub di Eredivisie.
Lothar Matthaeus meraih Ballon d'Or pada 1990. Dia menjadi satu-satunya pemain Jerman, yang pernah terlibat lima kali gelaran Piala Dunia. Dia gagal saat menjadi pelatih untuk Rapid Vienna, Partizan Belgrade dan Atletico Paranaense.
Kevin Keegan memenangkan Ballon d'Or 2 kali berturut, pada 1978 dan 1979. Setelah pensiun sebagai pemain, ia memimpin Newcastle promosi ke Premier League, hingga menjadi penantang titel selama beberapa musim, namun tidak pernah sukses jadi jawara.
Dia kemudian melatih Fulham, timnas Inggris, Manchester City, lalu kembali ke Newcastle sebelum pensiun pada 2009.
Peraih Ballon d'Or 1994 yaitu Hristo Stoichkov, memimpin timnas Bulgaria tapi gagal dalam kualifikasi Piala Dunia.
Perjalanannya melatih Celta pada 2007 juga tidak sukses. Dia kemudian hijrah ke Afrika Selatan, melatih klub Mamelodi Sundowns, sebelum kembali ke Bulgaria dan menangani Litex Lovech.
Michel Platini merupakan pemain pertama yang memenangkan Ballon d'Or 3 kali berturut-turut pada 1983, 1984 dan 1985. Dia gagal saat menangani timnas Prancis di Piala Dunia 1990. Ia mengalahkan Spanyol dalam Piala Eropa 1992, namun gagal menang lawan Inggris, Swedia dan Denmark.
Timnas Prancis tidak lolos dari babak grup, dan Platini tidak melanjutkan karir kepelatihan. Jabatan terakhirnya justru Presiden Sepakbola Eropa (UEFA). (one)
Baca Juga :
Dilansir dari Marca
Dia gagal di final melawan Argentina pada Piala Dunia 1986 di Meksiko. Lalu, 4 tahun kemudian, Franz memimpin Jerman untuk meraih Piala Dunia ketiga di Italia pada 1990. Dia pensiun melatih setelah menangani Marseille dan Bayern Munich.
Luiz Suarez memperoleh Ballon d'Or pada 1960. Karir pelatihnya dimulai dari akademi Genoa, sebelum menangani Inter Milan pada 1974. Dia pindah ke Cagliari, sebelum menangani timnas U-21 Spanyol yang memenangkan Piala Eropa 1986.
4 tahun kemudian Suarez dipercaya menangani tim senior La Roja, lalu kembali ke Inter Milan dan gagal.
Marco van Basten
***
Berikutnya adalah pemain legendaris Belanda Marco van Basten, peraih tiga Ballon d'Or pada 1988, 1989 dan 1992.
Setelah mendapat pengalaman dengan Ajax B, Van Basten ditunjuk menjadi bos timnas Belanda. Setelah lolos kualifikasi Piala Dunia Jerman 2006 dan Piala Eropa 2008, dia memutuskan mundur dan menangani sejumlah klub di Eredivisie.
Lothar Matthaeus meraih Ballon d'Or pada 1990. Dia menjadi satu-satunya pemain Jerman, yang pernah terlibat lima kali gelaran Piala Dunia. Dia gagal saat menjadi pelatih untuk Rapid Vienna, Partizan Belgrade dan Atletico Paranaense.
Kevin Keegan memenangkan Ballon d'Or 2 kali berturut, pada 1978 dan 1979. Setelah pensiun sebagai pemain, ia memimpin Newcastle promosi ke Premier League, hingga menjadi penantang titel selama beberapa musim, namun tidak pernah sukses jadi jawara.
Dia kemudian melatih Fulham, timnas Inggris, Manchester City, lalu kembali ke Newcastle sebelum pensiun pada 2009.
Peraih Ballon d'Or 1994 yaitu Hristo Stoichkov, memimpin timnas Bulgaria tapi gagal dalam kualifikasi Piala Dunia.
Perjalanannya melatih Celta pada 2007 juga tidak sukses. Dia kemudian hijrah ke Afrika Selatan, melatih klub Mamelodi Sundowns, sebelum kembali ke Bulgaria dan menangani Litex Lovech.
Michel Platini merupakan pemain pertama yang memenangkan Ballon d'Or 3 kali berturut-turut pada 1983, 1984 dan 1985. Dia gagal saat menangani timnas Prancis di Piala Dunia 1990. Ia mengalahkan Spanyol dalam Piala Eropa 1992, namun gagal menang lawan Inggris, Swedia dan Denmark.
Timnas Prancis tidak lolos dari babak grup, dan Platini tidak melanjutkan karir kepelatihan. Jabatan terakhirnya justru Presiden Sepakbola Eropa (UEFA). (one)