Kekerasan di SepakBola Brasil: Bos Flamengo Patah Hidung
- Flamengo
VIVA – Bos klub Liga Brasil, Flamengo terlibat pertengkaran dengan salah satu penggemarnya di sebuah pusat perbelanjaan.
Sosok itu adalah Marcos Teixeira Braz - Wakil Presiden klub paling populer di Brasil. Dia dikabarkan berselisih dengan suporter bernama Leandro Campos.
Penjaga keamanan sampai harus terlibat dalam pertikaian ini di mana Braz mengatakan dia menderita patah hidung dalam perkelahian yang terjadi di Barra Shopping di Rio de Janeiro, Brasil.
Selain Wakil Presiden Flamengo – yang mantan pemainnya termasuk Ronaldinho, Romario dan Zico – dia adalah anggota dewan kota Rio de Janeiro. Braz adalah anggota Partai Liberal Jair Bolsonaro dan memiliki 900.000 pengikut di Instagram.
Para saksi mata mengatakan perkelahian itu dimulai setelah pendukung Flamengo, Campos, mengonfrontasi Braz tentang kesengsaraan yang dialami klub baru-baru ini.
Dua hari sebelumnya, klub tersebut kalah pada leg pertama final Copa do Brasil dari rivalnya São Paulo di Stadion Maracanã milik Flamengo.
Setelah keributan itu, Campos pergi ke rumah sakit dengan luka ringan. Adapin Braz mengklaim dia berada di toko Pandora bersama putrinya yang berusia 15 tahun ketika tiga fans masuk.
Mereka diduga menuntut pemecatan pelatih Jorge Sampaoli dan striker Gabigol. Braz mengklaim ketiganya menghina dia dan mengancam dia dan putrinya. Dia mengklaim dia hanya mengonfrontasi orang-orang itu setelah ancaman tersebut.
Seorang karyawan, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada media lokal bahwa Campos mengeluhkan situasi Flamengo dan kemudian pergi. Campos kemudian terluka setelah didekati kelompok tersebut dan mengaku digigit di bagian selangkangan.
Sedangkan Campos mengatakan kepada media lokal: “Saya sedang berjalan di pusat perbelanjaan, saya bekerja di sana. Saya seorang pengantar barang dan bekerja dengan sepeda," kata Campos.
"Kata-kata yang tepat saya ucapkan adalah, 'Marcos Braz, tinggalkan Flamengo.' Saya mengatakan hal yang sama, lalu berbalik dan berjalan pergi. Saya tidak pernah mengancam dia atau putrinya. Tidak ada gunanya."
Pengacara Campos, Ani Luizi mengatakan Campos tidak bisa bekerja karena takut akan pembalasan. Campos membantah mematahkan hidung Braz.