Wasit Sepakbola Transgender Pertama di Dunia Terima Penghargaan

Lucy Clark, wasit sepakbola transgender
Sumber :
  • instagram.com/lucyclarkref

VIVA Bola – Lucy Clark, wasit sepakbola transgender pertama di dunia mendapatkan penghargaan Guinness World Records. Dia menerimanya ketika sudah memasuki usia 51 tahun.

Sudah puluhan tahun dia menghabiskan waktu di atas lapangan. Sepakbola adalah olahraga yang dicintainya sejak masih berusia sangat muda. Pengalaman pertama terjadi ketika dia baru berusia 10 tahun, dan main di klub junior.

Sejak saat itu, dia tidak pernah melewatkan satu hari pun tanpa memberikan yang terbaik melalui pekerjaannya. Antusias tentang semua hal tentang sepakbola, dan dia membentuk tim pertama saat berusia 15 tahun.

Lucy Clark, wasit sepakbola transgender

Photo :
  • instagram.com/lucyclarkref

Bagi Lucy Clark, berada di atas lapangan baik menjadi pemain atau wasit sangat menyenangkan. Gairahnya ketika terlibat dalam pertandingan sepakbola tak pernah menurun.

"Ada begitu banyak kenangan indah. Gol yang saya cetak pergi ke stadion yang luar biasa dan ikonik ini, ada begitu banyak. Sepakbola seperti gereja bagi saya. Saya melihat sebuah stadion dan mengaguminya," kata Lucy, dikutip dari laman resmi Guinness World Records.

Lucy bukannya tanpa hambatan ketika ingin mengekspresikan diri sebagai transgender. Dia khawatir kelak mimpinya ingin menjadi wasit sepakbola terhalang.

Dia sempat menunda transisi menjadi transgender untuk bisa menggapai impian menjadi wasit. Sempat pula dia ingin menyerah pada 2017, karena merasa Federasi Sepakbola Inggris (FA) takkan menerimanya.

Pada 2017, Lucy menemukan titik balik. Serangan jantung membuatnya harus terbaring di rumah sakit selama Natal. Itu adalah pengalaman yang membuka matanya.

Setahun berselang, Lucy memberanikan diri memberi tahu FA tentang siapa dirinya dan ingin terus menjadi wasit. Lalu pada 2019, dia tampil di depan umum sebagai perempuan transgender yang menjadi wasit dalam sejarah sepakbola.

"Saya merasa seperti penipu, dengan cara yang lucu, karena saya menggambarkan kehidupan ini yang bukan milik saya. Ketika saya menampilkan diri, saya merasa sangat lega," ujar Lucy.